Ada beberapa pendapat ahli yang mencoba menerangkan tentang pengertian penelitian, misalnya menurut The Advanced Learner’s Dictionary of Current English penelitian berarti penyelidikan atau pencarian yang seksama untuk memperoleh fakta baru dalam cabang ilmu pengetahuan. Sedangkan menurut Tripodi dan Meyer penelitian adalah suatu cara sistematik untuk maksud meningkatkan, memodifikasi dan mengembangkan pengetahuan yang dapat disampaikan (dikomunikasikan) dan diuji (diverifikasi) oleh peneliti lain.
Penelitian pada dasarnya adalah suatu kegiatan atau proses sistematis untuk memecahkan masalah yang dilakukan dengan menerapkan metode ilmiah. Sama halnya dengan Penilitian tindakan kelas juga menggunakan metode ilmiah dalam melakukan penelitian. Oleh karena itu, sebelum pembahasan tentang Penelitian Tindak Kelas perlu dijelaskan terlebih dahulu hakikat metode ilmiah (scientific methods). Tujuan dari semua usaha ilmiah adalah untuk menjelaskan, memprediksikan, atau mengontrol fenomena. Tujuan ini didasarkan pada asumsi bahwa semua perilaku dan kejadian adalah beraturan dan bahwa semua akibat mempunyai penyebab yang dapat diketahui. Kemajuan ke arah tujuan ini berhubungan dengan perolehan pengetahuan dan pengembagan serta pengujian teori-teori. Dibandingkan dengan sumber pengetahuan yang lain, seperti pengalaman, otoritas, penalaran induktif, dan penalaran deduktif, penerapan metode ilmiah tidak diragukan, paling efisien, dan paling terpercaya. Banyak masalah diasosiasikan dengan pengalaman dan otoritas sebagai sumber pengetahuan yang secara grafis diilustrasikan oleh sebuah cerita tentang Aristoteles. Menurut cerita, suatu hari Aristoteles menangkap seekor lalat dan secara hati-hati menghitung dan menghitung kembali kakinya. Tidak se-orang pun meragukan kata-kata Aristoteles. Untuk beberapa tahun penemuannya diterima secara tidak kritis. Karena lalat yang ditangkap Aristoteles telah mengalami kejadian kakinya hilang satu. Apakan anda percaya atau tidak cerita tersebut, itu telah memberikan ilustrasi keterbatasan bertumpu pada pengalaman seseorang dan otoritas sebagai sumber ilmu pengetahuan. Oleh karenanya sebuah penelitian harus didasari pada penggunaan metode ilmiah yang kompleks dan komprehensif sehingga dapat menghasilkan penelitian yang ajeg dan terpercaya.
Metode ilmiah merupakan suatu proses yang sangat beraturan yang memerlukan sejumlah langkah yang berurutan: pengenalan dan pendefinisian masalah, perumusan hipotesis, pengumpulan data, analisis data, dan pernyataan kesimpulan mengenai diterima dan ditolaknya hipotesis. Sebuah prodak penelitian akan dianggap sebuah hasil penelitian jika proses penelitiannya memiliki langkah dan ciri – ciri sebagai berikut pertama Dilakukan dengan cara-cara yang sistematik dan seksama; kedua Bertujuan meningkatkan, memdofikasi dan mengembangkan pengetahuan (menambah perbendaharaan ilmu pengetahuan); ketiga Dilakukan melalui pencarian fakta yang nyata; keempat Dapat disampaikan (dikomunikasikan) oleh peneliti lain; dan kelima Dapat diuji kebenarannya (diverifikasi) oleh peneliti lain.
Pada awalnya, penelitian tindakan (action research) dikembangkan dengan tujuan untuk mencari penyelesaian terhadap problema sosial (terma- suk pendidikan). Menurut Kemmis dan Tagart penelitian tindakan diawali oleh suatu kajian terhadap suatu masalah secara sistematis. Hasil kijian ini dija- dikan dasar untuk menyusun suatu rencana kerja (tindakan) sebagai upaya untuk mengatasi masalah tersebut. Kegiatan berikutnya adalah pelaksanaan tindakan dilanjutkan dengan observasi dan evaluasi. Hasil observasi dan eva- luasi digunakan sebagai masukkan melakukan refleksi atas apa yang terjadi pada saat pelaksanaan tindakan. Hasil refleksi kemudian dijadikan landasan untuk menentukan perbaikan serta penyempurnaan tindakan selanjutnya. Ada berbagai konsep penelitian tindakan yang ada saat ini yakni :
a) Partisipatory Action Research (PAR)
b) Critical Action Research (CAR)
c) Institutional Action Research (IAR)
d) Classroom Action Research
Dalam bidang pendidikan, khususnya dalam praktik pembelajaran, pene-litian tindakan berkembang menjadi Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Reserach (CAR). PTK adalah penelitian tindakan yang dilaksanakan di dalam kelas ketika pembelajaran berlangsung. PTK dilaku- kan dengan tujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan kualitas pembelajaran. PTK berfokus pada kelas atau pada proses pembelajaran yang terjadi di dalam kelas. Dengan melakukan penelitian tindakan ini diharapkan kualitas pendidikan di sekolah akan meningkat karena selalu terjadi perbaikan penyelenggaran pembelajaran di kelas.
Penelitian tindakan kelas berbeda dengan penelitian formal lainnya, pada hakikatnya penelitian tindakan kelah lebih simple dan merupakan refleksi dari pembelajan berbeda jika dibandingkan dengan penelitian formal lainnya hanya saja dalam melakukan penelitian tindakan kelas kita harus memperhatikan hal – hal berikut yakni : pertaama adanya pratisipasi dari peneliti dalam suatu program kegiatan; kedua, adanya tujuan untuk meningkatkan kualitas suatu program atau kegiatan melalui penelitian tindakan; dan ketiga, adanya tindakan (treatment) untuk meningkatkan kualitas suatu program atau kegiatan. Dengan demikian, PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan, untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan-tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan, serta memperbaiki dimana praktek-praktek pembelajaran dilaksanakan.
Dilihat dari pelaksanaannya penelitian tindakan kelas dilaksanakan dengan praktek yang simple dan mudah sehingga guru tidak begitu memahami bentuk penelitan yang kompleks kemudian penelitian tindakan kelas bersifat reflektif artinya hasil dari penelitian ini dinamis atau terus berkembang sesuai dengan situasi dan kondisi tertentu sehingga proses pembelajaran yang disertai dengan penelitian tindakan kelas akan terus berkembang dan meningkat kualitas pembelajaran dan diharapkan juga berdampak pada hasil belajar yang optimal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar