Karya tulis ilmiah sering dikesankan sebagai karya tulis yang formal dan sulit dipahami oleh masyarakat awam. Sehingga banyak diantara kita yang merasa berat ketika dituntut untuk menghasilkan sebuah karya tulis ilmiah. Karya tulis ilmiah dapat dipahami sebagai tulisan yang disusun berdasarkan fakta atau analisa, disajikan dengan menggunakan bahasa baku dan memberikan informasi yang bersifat obyektif dan rasional. karya tulis ilmiah juga dibuat untuk memecahkan suatu permasalahan dengan landasan teori dan metode-metode ilmiah. Biasanya Karya ilmiah berisikan data, fakta, dan solusi mengenai suatu masalah yang diangkat. Penulisan karya ilmiah dilakukan secara runtut dan sistematis. Di samping itu, karya tulis ilmiah juga disajikan dengan metode penulisan yang kemudian disusun sedemikian rupa yang bertujuan untuk memastikan otentisitas dan originalitas karya penulis. Orisinalitas diambil dari pengertian bahwa karya yang dihasilkan tidak pernah ditulis oleh orang lain secara tertulis. Karya ilmiah, khususnya skripsi, tesis, atau desertasi semaksimal mungkin harus memperlihatkan sisi orisinalitasnya. Sebuah skripsi, tesis, atau desertasi, bisa dikatakan orisinal apabila memenuhi beberapa kriteria seperti yang diajukan oleh Murray (2002, hlm. 53, lihat juga Philips & Pugh, hlm. 61-62) sebagai berikut:
⦁ Penulis mengatakan sesuatu yang belum pernah dikatakan oleh orang lain
⦁ Penulis melakukan karya empiris yang belum dilakukan sebelumnya
⦁ Penulis menyintesis hal yang belum pernah disentesis sebelumnya
⦁ Penulis membuat interpretasi baru dari gagasan atau hasil karya orang lain
⦁ Penulis melakukan sesuatu yang baru dilakukan di Negara lain, tapi belum dilakukan di Negara nya
⦁ Penulis mengambil teknik yang ada untuk mengaplikasikannya dalam bidang atau area yang baru
Sementara itu dalam penulisan karya ilmiah juga sering disebut istilah plagiarisme, Plagiarisme atau sering disebut pelagiat adalah penjiplakan atau pengambilan karangan, pendapat dan sebagainya dari orang lain dan menjadikannya seolah karangan dan pendapat sendiri (KBBI, 1997, 775). Pelagiat di anggap sebagai tindak pidana karena mencuri hak cipta orang lain (Hasan, 1980, 2721). Pemerintah Indonesia sendiri melalui Permendiknas No.17 tahun 2010 mendifinisikan pelagiat sebagai perbuatan secara sengaja atau tidak sengaja dalam memperoleh atau mencoba memperoleh kredit atau nilai untuk suatu karya ilmiah dengan mengutip sebagian atau seluruh karya dan/atau karya ilmiah pihak lain yang diakui sebagai karya ilmiahnya, tanpa menyatakan sumber secara tepat dan memadai. Kita harus menyadari bahwa plagiarisme merupakan salah satu bentuk kekjahatan akademik, dan tidak dapat ditolerir terjadi pada sebuah karya tulis ilmiah. Sekecil apapun dan dalam bentuk apapun jika sudah disebut sebagai kejahatan maka tentu saja bersifat merugikan orang lain, dan bagi mereka yang melakukan sejatinya berdosa dihadapan tuhan yang maha kuasa.
Secara umum ada dua bentuk karya tulis yang sering dipublikasikan, yaitu bentuk tulisan populer dan non-populer karya ilmiah populer adalah suatu bentuk karya yang tetap berpegang pada prinsip keilmiahan, namun dijelaskan dengan bahasa yang umum dan lebih santai sampai dengan desain layout yang menarik sehingga pembaca tertarik dan mudah memahami. Karya ilmiah popular dan non popular bisa dibedakan sebagai berikut :
1. Karya ilmiah menggunakan bahasa baku dan formal sedangkan karya ilmiah populer memakai bahasa yang santai atau informal.
2. Karya ilmiah menggunakan gaya bahasa yang kaku sedangkan pada karya ilmiah populer disajikan dengan gaya bahasa yang lebih bebas.
3. Karya ilmiah biasa dipublikasikan di perpustakaan, website pendidikan, untuk kalangan pendidikan saja sedangkan karya ilmiah populer dipublikasikan melalui media massa seperti: tabloid, majalah, koran, untuk khalayak umum.
Baik karya ilmiah popular maupun non popular harus disusun sesuai dengan prinsip dan ketentuan tertentu. Karya ilmiah yang baik harus mematuhi prinsip-prinsip yaitu objektif, prosedur dan rasional. Objektif maksudnya karya ilmiah harus disusun sesuai fakta atau bukti di lapangan. Prosedur artinya kesimpulan yang diambil harus berdasarkan penalaran deduktif dan induktif. Rasional maksudnya semua data yang diperoleh kemudian diolah dan dianalisis dengan menggunakan pemikiran logis atau bisa diterima akal sehat. Saat ini terdapat banyak Karya ilmiah dapat kita temukan dalam berbagai bentuk dan model, namun pada prinipnya, semua karya tulis ilmiah itu sama yaitu hasil dari suatu kegiatan ilmiah. Yang membedakan hanyalah materi, susunan, tujuan serta panjang pendeknya karya tulis ilmiah. Adanya perbedaan ini karena disesuaikan dengan kebutuhan, dan keperluannya, diantaranya:Makalah, artikel jurnal ilmiah, reviw buku dan lain sebagainya
Suatu karya ilmiah dikatan baik apabila memiliki ciri-ciri antara lain :1. Logis (dapat diterima oleh akal sehat manusia) 2. Objektif (isi karya ilmiah sesuai dengan objek yang diteliti dan apa adanya) 3. Sistematis (penulisan karya ilmiah harus disusun secara runtut dan saling berhubungan atau berkaitan) 4. Lengkap (semua masalah yang diungkapkan itu dibahas dan diberi penjelasan selengkap-lengkapnya) 5. Lugas (pembahasannya langsung kepada masalah utama tidak perlu bertele-tele) 6. Saksam (penulis harus berusaha menghindarkan diri dari segala kesalahan betapa pun kecilnya) 7. Empiris (Kebenarannya dapat diuji) 8. Terbuka (memliki konsep atau cara pandang keilmuannya dapat berubah seandainya muncul pendapat baru) 9. Berlaku umum (semua kesimpulan-kesimpulannya dapat diterima banyak kalangan).
Bahasa adalah alat untuk menyampaikan pesan dalam komunikasi antar manusia. Meskipun secara teori bahasa adalah kesepakatan bersama untuk menggunakan simbol-simbol bunyi maupun tulis tertentu, namun pada kenyataannya dalam sebuah komunitas sering dibedakan antara bahasa formal dan bahasa tidak formal. Dalam karya tulis ilmiah menggunakan bahasa dengan karakteristik tertentu yakni :
1. Bahasa yang digunakan adalah bahasa baku. Penulisannya disesuaikan dengan EYD.
2. Menggunakan istilah-istilah ilmiah yang relevan dengan bahasan karya ilmiah.
3. Memilih kalimat yang efektif, sehingga dapat menyampaikan gagasan secara singkat dan jelas.
4. Hubungan setiap masalah, penyelesaian, pencegahan dan sebagainya saling berkesinambungan.
5. Hindari berbahasa ambigu atau memiliki pengertian lain sehingga sulit dipahami.
6. Menggunakan kalimat pasif dari kalimat aktif.
7. Konsisten terhadap tema yang dibahas, juga dengan hal yang dituliskan dari awal hingga akhir.
Sejatinya karya tulis ilmiah diterima berbagai kalangan sebagai sumber rujukan atau landasan dalam berpikir, oleh sebabnya guru harus mampu membuat karya ilmiah dari hasil refleksi pembelajaran semisan dengan menggunakan penelitian tindakan kelas, dan harapan saya semoga setelah pembelajaran ini saya mampu menghasilkan karya tulis ilmiah yang bermanfaat bagi saya dan banyak orang umumnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar