Jumat, 16 Juli 2021

GAMBARAN UMU PENILAIAN SIKAP PESERTA DIDIK

 


Dewasa ini banyak kesan yang ditimbulkan dari perilaku peserta didik, mulai dari yang positif hingga yang negative, Tawuran antar pelajar misalnya, masih kerap ditemukan di beberapa daerah. Hal tersebut menyebabkan beragam dampak termasuk adanya korban di antara para pelaku tawuran itu sendiri. Umumnya tawuran antar pelajar yang terjadi di sebuah daerah tersebut adalah tradisi turun temurun. Masalah ini sering dikaitkan dengan perilaku negatif/menyimpang dan bahkan sering dikaitkan dengan pelanggaran hukum yang berujung pada tindak pidana. Kasus-kasus tersebut seringnya terjadi di kota besar. Maraknya tawuran dari tahun ke tahun selalu membawa korban mulai dari luka ringan hingga sampai harus dirawat di rumah sakit sampai ada beberapa yang harus menghembuskan napas terakhir. Banyak yang mengaitkan munculnya perilaku negative peserta didik ini akibat dari proses pembelajaran yang hanya menekankan pada ranah kognitif dan psikomotorik dan melupakan ranah afektif. Berubahnya kurikulum dari KTSP menjadi kurikulum 2013 menjadi pintu masuk bagi solusi menghadapi itu semua, kurikulum 2013 menawarkan penilaian sikap sebagai solusi menghadapi dampak perilaku negative yang muncul pada peserta didik dewasa ini.

Penilaian sikap  merupakan salah satu penilaian yang harus dilakukan dalam kurikulum 2013, disamping ada penilaian pengetahuan dan keterampilan. Penilaian sikap sangat perlu dilakukan oleh pendidik, karena sikap seseorang merupakan hal dasar yang harus dibentuk sejak dini. Sikap seseorang berpengaruh besar terhadap keberhasilan kehidupannya. Penilaian sikap mengharuskan guru untuk selalu memantau peserta didik dalam bersikap, baik sikap spiritual maupun sikap sosial. 

Dengan pemantauan dan pembinaan secara terus-menerus diharapkan peserta didik menjadi terbiasa untuk bersikap positif, dan akhirnya menjadi budaya yang melekat di dalam dirinya. Karena mereka yang akan menggantikan kita dan para pemimpin di negeri ini, pada masa yang akan datang. Sehingga diharapkan para pemimpin dan generasi mendatang menjadi generasi emas, yang membawa Indonesia menjadi negara yang bermartabat. Oleh karena itu, guru harus melaksanankan penilaian sikap, baik dengan cara observasi langsung selama pembelajaran, dengan cara penilaian diri, penilaian antaspeserta didik, dan jurnal. Penilaian sikap dengan observasi, dilaksanakan oleh guru pada setiap pembelajaran berlangsung, sesuai dengan Kompetensi Dasar sikap pada  KI 1  sikap spiritual, dan KI 2 sikap sosial yang relevan dengan Kompetensi Dasar pembelajaran KI 3 dan KI 4. Untuk penilaian sikap spiritual dapat dilakukan pada saat berdoa awal pembelajaran dan berdoa saat pembelajaran selesai. Penilaian sikap sosial dapat dilakukan selama proses pembelajaran, misalnya menilai sikap tanggung jawab, jujur, disiplin, percaya diri, peduli, dan santun. Perlu diketahui juga bahwa penilaian sikap meliputi aspek menerima atau memerhatikan (receiving atau attending), merespons atau menanggapi (responding), menilai atau menghargai (valuing), mengorganisasi atau mengelola (organization), dan berkarakter (characterization). Pada kurikulum 2013 mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan disusun secara kompleks dan komprehensif sejalan dengan tuntutan Kompetensi inti 1 dan 2. 

Ada beragam teknik dan keterampilan dalam melaksanakan penilaian sikap diantaranya adalah dengan melakukan observasi Observasi merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan dengan menggunakan indera, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan instrumen  yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati. Observasi langsung dilaksanakan oleh guru secara langsung tanpa perantara orang lain. Sedangkan observasi tidak langsung dengan bantuan orang lain, seperti guru lain, orang tua, peserta didik, dan karyawan sekolah. Selain observasi dalam melakukan penilaian sikap juga bisa dilakukan dengan cara penilaian diri sendiri, penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian diri menggunakan daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang disertai rubrik. Selain itu kita juga bisa menggunakan penilaian antar teman, Penilaian antar teman (PAT) didik merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk saling menilai terkait dengan pencapaian kompetensi. 

Instrumen yang digunakan untuk penilaian antarpeserta didik adalah daftar cek dan skala penilaian (rating scale) dengan teknik sosiometri berbasis kelas. Guru dapat menggunakan salah satu dari keduanya atau menggunakan dua-duanya yang terakhi adalah melakukan penilaian dengan menggunakan jurnal, Jurnal merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik yang berkaitan dengan sikap dan perilaku. Bagi saya semakin banyak dan dilakukan secara real time proses penilaian khususnya sikap akan berdampak pada perubahan secara drastis, maksudnya mau tidak mau suka atau tidak suka siswa akan merasa terus diawasi secara langsung oleh guru dan orang tua yang dapat secara tiba – tiba melakukan penilaian dan melakukan pembinaan secara berkala sehingga peserta didik dipaksa untuk senantiasa bersikap positif dalam segala aspek kehidupannya. Kita semua berharap dari penilaian ini kesan negative yang ditimbulkan dari problematika sikap peserta didik dewasa ini kian hari akan semakin menghilang diganti dengan kesan positif.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Latar Belakang Kewajiban Zakat Fitrah dalam Bentuk Makanan Pokok

  Zakat fitrah, atau zakat al-fitr, adalah salah satu dari kewajiban yang ditetapkan dalam Islam bagi setiap Muslim menjelang akhir bulan Ra...