Model pembelajaran adalah kerangka kerja dengan gambaran umum yang sistematis untuk melaksanakan pembelajaran guna mencapai keberhasilan peserta didik dalam belajar. Artinya dapat dipahami bahwa model pembelajaran masih bersifat sangat umum kemudian mengerucut pada satu tujuan khusus, hal inilah yang menjadikan model pembelajaran berbeda dengan metode/strategi dalam pembelajaran sebab baik metode maupun strategi memuat langkah – langkah yang lebih spesifik dengan pendekatan yang jauh lebih luas lagi. Berdasarkan Permendikbud No. 103 Tahun 2014) Kurikulum 2013 menggunakan 3 (tiga) model pembelajaran utama yang bertujuan agar mampu membentuk perilaku saintifik, perilaku sosial serta mengembangkan rasa keingintahuan. Ketiga model tersebut adalah: model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning), model Pembelajaran Berbasis Projek (Project Based Learning), dan model Pembelajaran Melalui Penyingkapan/Penemuan (Discovery/Inquiry Learning). Disamping model pembelajaran di atas dapat juga dikembangkan model pembelajaran Production Based Education/Production Based Trainning (PBE/PBT).
Secara garis besar model pembelajaran harus memiliki setidaknya 4 karakteristik atau ciri khusus yakni, pertama model pembelajaran dibuat dari hasil pemikiran yang rasional,logis, dan teoritis, kedua model pembelajaran dibuat dengan maksud dan tujuan tertentu maksudnya landasan berpikir dari sebuah model pembelajaran haruslah berdasar pada apa dan bagaimana peserta didik akan belajar nantinya, ketiga model pembelajaran haruslah memiliki langkah langkah yang berbeda dari model pembalajaran lainnya namun memiliki tujuan yang sama yakni mengarahkan peserta didik pada tujuan pembelajaran, terakhir model pembelajaran harus memperhatikan lingkungan belajar/ ekosistem pembelajaran sehingga proses pembelajaran akan lebih kondusif sehingga tujuan pembelajaran bisa dicapai.
Sebagai pendidik, pembelajaran yang kita laksanakan diharapkan mampu menunjang peserta didik dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran, oleh karenanya kita berhak memilih model pembelajaran yang kiranya sesuai dengan isi pengetahuan dan dimensi pengetahuan disamping itu karena setiap model pembelajaran memiliki fase tertentu maka kita harus lebih hati hati dan teliti dalam menetapkan atau menggunakan model pembelajaran saat proses belajar mengajar. Maksudnya kita perlu melihat kecendrungan isi pengetahuan dan dimensi pengetahuan apakh cenderung pada pembelajaran melalui penyingkapan/penemuan (Discovery/Inquiry Learning), atau model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning), dan atau model pembelajaran berbasis projek (Project Based Learning).
Adapun tanda – tanda kecendrungan tadi dapat dilihat contoh dibawah ini, penentuan model pembelajaran penyingkapan/penemuan (Discovery/Inquiry Learning):
a) Pernyataan KD di KI-3 dan KD di KI-4 mengarah kepencarian atau penemuan;
b) Pernyataan KD di KI-3 lebih menitikberatkan pada pemahaman pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan dimungkinkan sampai metakognitif;
c) Pernyataan KD di KI-4 pada taksonomi mengolah dan menalar.
penentuan model pembelajaran penyingkapan/penemuan (Discovery/Inquiry Learning):
a) Pernyataan KD dari KI-3 dan KD di KI-4 mengarah pada hasil karya berbentuk jasa atau produk;
b) Pernyataan KD di KI-3 pada bentuk pengetahuan metakognitif;
c) Pernyataan KD di KI-4 pada taksonomi menyaji dan mencipta, dan
d) Pernyataan KD di KI-3 dan KD di KI-4 yang memerlukan persyaratan penguasaan pengetahuan konseptual dan prosedural.
Masing-masing model pembelajaran tersebut memiliki urutan langkah kerja (syntax) tersendiri, yang dapat diuraikan sebagai berikut.
a. Model Pembelajaran Melalui Penyingkapan/Penemuan (Discovery/ Inquiry Learning)
1) Fase model Discovery Learning
⦁ Pemberian rangsangan (Stimulation);
⦁ Pernyataan/Identifikasi masalah (Problem Statement);
⦁ Pengumpulan data (Data Collection);
⦁ Pembuktian (Data processing danVerification), dan
⦁ Menarik simpulan/generalisasi (Generalization).
2) Fase model Inquiry Learning Terbimbing
⦁ Orientasi masalah;
⦁ Pengumpulan data dan verifikasi;
⦁ Pengumpulan data melalui eksperimen;
⦁ Pengorganisasian dan formulasi eksplanasi, dan
⦁ Analisis proses inkuiri.
b. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning/ PBL)
Fase model Problem Based Learning dari Bransford and Stein (dalam Jamie Kirkley, 2003:3) terdiri atas: Mengidentifikasi masalah; Menetapkan masalah melalui berpikir tentang masalah dan menyeleksi informasi-informasi yang relevan; Mengembangkan solusi melalui pengidentifikasian alternatif-alternatif, tukar-pikiran dan mengecek perbedaan pandang; Melakukan tindakan strategis, dan Melihat ulang dan mengevaluasi pengaruh-pengaruh dari solusi yang dilakukan.
Sedangkan fase model Problem Solving Learning Jenis Trouble Shooting (David H. Jonassen, 2011:93) terdiri atas: Merumuskan uraian masalah; Mengembangkan kemungkinan penyebab; Mengetes penyebab atau proses diagnosis, dan Mengevaluasi.
c. Model Pembelajaran Berbasis Projek (Project Based Learning)/PJBL
Fase model pembelajaran Project Based Learning, meliputi: Penentuan pertanyaan mendasar (Start with the Essential Question); Mendesain perencanaan proyek; Menyusun jadwal (Create a Schedule); Memonitor peserta didik dan kemajuan proyek (Monitor the Students and the Progress of the Project); Menguji hasil (Assess the Outcome), dan Mengevaluasi pengalaman (Evaluate the Experience).
Dalam kurikulum 2013 model pembelajaran apapun yang digunakan harus di integrasikan atau disingkronisasikan dengan proses berpikir ilmiah peserta didik, sebab dalam pandangan kurikulum 2013 peserta didik diwajibkan melaksanakan proses pembelajaran dengan proses pemikiran yang ilmiah, diantaranya yakni, mengamati,menanya,mengumpulkan data, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan. Langkah sinkronisasi proses berpikir ilmiah (saintifik) dengan model pembelajaran yang dipilih atas dasar hasil analisis, dapat menggunakan matrik perancah sebagai pertolongan sebelum dituliskan menjadi kegiatan inti pada RPP. Pemaduan atau pensinkronan antara langkah-langkah proses berpikir ilmiah (saintifik) dan fase (tahapan/langkah kerja) model pembelajaran diharapkan bias membawa peserta didik pada pembelajaran yang lebih komprehensif yang bermuara pada tercapainya tujuan pembelajaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar