Tes tertulis harus dikembangankan meluputi berbagai aspek diantaranya tujuan tes, yaitu untuk seleksi, penempatan, diagnostik, formatif, atau sumatif. Aspek selanjutnya yang tidak kalah penting yang harus diupayakan pengembanganny adalah penyusun kisi-kisi, yaitu spesifikasi yang digunakan sebagai acuan menulis soal. Kisi-kisi memuat ruang lingkup tentang kriteria soal yang akan ditulis, meliputi KD yang akan diukur, materi, indikator soal, level kognitif, bentuk soal, dan nomor soal. Dengan adanya kisi-kisi, penulisan soal lebih terarah sesuai dengan tujuan tes dan proporsi soal per KD atau materi yang hendak diukur lebih tepat. Terakhir dalam pelaksanaan analisis kualitatif (telaah soal) harus dilaksanakan sebelum soal gunakan untuk penilaian kepada peserta didik, adapun analisis soal yang dilakukan adalah tentang validitas meliputi substansi (materi), konstruksi, dan bahasa. Setidaknya dalam melakukan tes terdapat dua bentuk tes yakni tes objektif dan tes subjektif, Tes objektif adalah seperangkat tes atau alat ukur yang setiap butirnya menuntut jawaban memilih, yang terdiri dari butir tes bentuk jawaban singkat, benar-salah, menjodohkan, dan pilihan ganda dalam berbagai variasi. Tes pilihan ganda adalah seperangkat tes yang setiap butirnya menyediakan pilihan jawaban dan salah satu opsinya merupakan jawaban yang benar, sedangkan opsi lainnya berfungsi sebagai distraktor atau pengecoh. Sedangkan tes dalam bentuk subjektif adalah salah satu bentuk tes tertulis, yang susunanya terdiri atas item-item pertanyaan yang masing-masing mengandung permasalahan dan menuntut jawaban siswa melalui uraian-uraian kata yang merefleksikan kemampuan berfikir siswa.
Tes tulis dalam bentuk uraian atau esai sejatinya menuntut peserta didik untuk mengorganisasikan dan menuliskan jawaban dengan kalimatnya sendiri. Artinya jawaban dari sebuah tes uraian merupakan buah dari hasil berfikir peserta didik yang artinya jawaban dari tes uraian tersebut tidak bersifat statis namun bisa berkembang sesuai alur pemikiran peserta didik. Penilaian sebaiknya lebih banyak menilai keterampilan berpikir tingkat tinggi/high orderthinking skills (HOTS) yaitu bentuk soal yang memiliki tingkatan berpikir menganalisis, mengevaluasi, sampai ke mencipta. Untuk melatih HOTS sebaiknya penilaian lebih banyak diberikan dalam bentuk uraian. selain tes tertulis ada pula tes tidak tertulis semisal tes lisan, tes lisan sendiri adalah suatu bentuk tes yang menuntut respon dari peserta didik dalam bentuk bahasa lisan. Peserta didik akan mengucapkan jawaban dengan kata-kata sendiri sesuai dengan pertanyaan ataupun perintah yang diberikan. Selain tes lisan dalam penilaian kognitif juga sering dilakukan penilaian dengan menggunakan penugasan berupa pekerjaan rumah atau projek, secara individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik tugas. Penilaian ini bertujuan untuk pendalaman terhadap penguasaan kompetensi pengetahuan yang telah dipelajari atau dikuasai di kelas melalui proses pembelajaran.
Penilaian pengetahuan memiliki peranan sangat vital dalam menentukan sejauhmana kemampuan kognitif peserta didik, dan keberhasilan proses pembelajaran oleh karenanya setiap instrument dalam penilaian ini harus dibuat dengan kajian mendalam, dengan tindak lanjut terhadap hasil yang didapatkan, semoga upaya yang kita lakukan ini senantiasa berdampak maksimal dalam perkembangan kognitif peserta didik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar