Jumat, 16 Juli 2021

GAMBARAN UMUM PENILAIAN DIMENSI KOGNITIF


 penilaian kognitif adalah upaya yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur kemampuan kognitif (pengetahuan) peserta didik dan kecakapan berpikir dari tingkat rendah hingga tingkat tinggi. selain digunakan untuk mengetahui apakah peserta didik telah mencapai ketuntasan belajar, penilaian kognitif juga sering digunakan untuk mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan penguasaan pengetahuan peserta didik dalam proses pembelajaran (diagnostic). Oleh karena itu, guru harus melakukan tindak lanjut semisal pemberian umpan balik (feedback) kepada peserta didik, sehingga hasil penilaian dapat segera digunakan untuk perbaikan mutu pembelajaran kedepan. Penilaian ini berkaitan dengan ketercapaian KD pada KI-3 yang dituangkan dalam bentuk Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK). Penilaian pengetahuan dilakukan dengan berbagai teknik penilaian baik yang bersifat tes maupun non tes. Pada aplikasinya pendidik menetapkan teknik penilaian sesuai dengan karakteristik kompetensi yang akan dinilai dengan IPK sebagai penjabarannya. Penilaian ini harus dimulai dengan membuat perencanaan pada saat menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan mengacu pada silabus. Sehingga pada saat proses pembelajaran berlangsung peserta akan dipersiapkan untuk menghadapi penilaian kognitif nantinya. Berbagai teknik penilaian pengetahuan dapat digunakan sesuai dengan karakteristik masing masing KD. Teknik yang biasa digunakan adalah tes tertulis, tes lisan, dan penugasan. Pertama Tes tertulis merupakan tes dimana soal dan jawaban yang diberikan kepada peserta didik dalam bentuk tulisan. Tes tertulis menuntut jawaban dari peserta tes yang dapat dijadikan sebagai representasi dari kemampuan yang dimiliki. Instrumen tes tertulis dapat berupa soal pilihan ganda, isian, jawaban singkat, benar-salah, menjodohkan, dan uraian. 

Tes tertulis harus dikembangankan meluputi berbagai aspek diantaranya tujuan tes, yaitu untuk seleksi, penempatan, diagnostik, formatif, atau sumatif. Aspek selanjutnya yang tidak kalah penting yang harus diupayakan pengembanganny adalah penyusun kisi-kisi, yaitu spesifikasi yang digunakan sebagai acuan menulis soal. Kisi-kisi memuat ruang lingkup tentang kriteria soal yang akan ditulis, meliputi KD yang akan diukur, materi, indikator soal, level kognitif, bentuk soal, dan nomor soal. Dengan adanya kisi-kisi, penulisan soal lebih terarah sesuai dengan tujuan tes dan proporsi soal per KD atau materi yang hendak diukur lebih tepat. Terakhir dalam pelaksanaan analisis kualitatif (telaah soal) harus dilaksanakan sebelum soal gunakan untuk penilaian kepada peserta didik, adapun analisis soal yang dilakukan adalah tentang validitas meliputi substansi (materi), konstruksi, dan bahasa. Setidaknya dalam melakukan tes terdapat dua bentuk tes yakni tes objektif dan tes subjektif,  Tes objektif adalah seperangkat tes atau alat ukur yang setiap butirnya menuntut jawaban memilih, yang terdiri dari butir tes bentuk jawaban singkat, benar-salah, menjodohkan, dan pilihan ganda dalam berbagai variasi. Tes pilihan ganda adalah seperangkat tes yang setiap butirnya menyediakan pilihan jawaban dan salah satu opsinya merupakan jawaban yang benar, sedangkan opsi lainnya berfungsi sebagai distraktor atau pengecoh. Sedangkan tes dalam bentuk subjektif adalah salah satu bentuk tes tertulis, yang susunanya terdiri atas item-item pertanyaan yang masing-masing mengandung permasalahan dan menuntut jawaban siswa melalui uraian-uraian kata yang merefleksikan kemampuan berfikir siswa. 

Tes tulis dalam bentuk uraian atau esai sejatinya menuntut peserta didik untuk mengorganisasikan dan menuliskan jawaban dengan kalimatnya sendiri. Artinya jawaban dari sebuah tes uraian merupakan buah dari hasil berfikir peserta didik yang artinya jawaban dari tes uraian tersebut tidak bersifat statis namun bisa berkembang sesuai alur pemikiran peserta didik. Penilaian sebaiknya lebih banyak menilai keterampilan berpikir tingkat tinggi/high orderthinking skills (HOTS) yaitu bentuk soal yang memiliki tingkatan berpikir menganalisis, mengevaluasi, sampai ke mencipta. Untuk melatih HOTS sebaiknya penilaian lebih banyak diberikan dalam bentuk uraian. selain tes tertulis ada pula tes tidak tertulis semisal tes lisan, tes lisan sendiri adalah suatu bentuk tes yang menuntut respon dari peserta didik dalam bentuk bahasa lisan. Peserta didik akan mengucapkan jawaban dengan kata-kata sendiri sesuai dengan pertanyaan ataupun perintah yang diberikan. Selain tes lisan dalam penilaian kognitif juga sering dilakukan penilaian dengan menggunakan penugasan berupa pekerjaan rumah atau projek, secara individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik tugas. Penilaian ini bertujuan untuk pendalaman terhadap penguasaan kompetensi pengetahuan yang telah dipelajari atau dikuasai di kelas melalui proses pembelajaran.

Penilaian pengetahuan memiliki peranan sangat vital dalam menentukan sejauhmana kemampuan kognitif peserta didik,  dan keberhasilan proses pembelajaran oleh karenanya setiap instrument dalam penilaian ini harus dibuat dengan kajian mendalam, dengan tindak lanjut terhadap hasil yang didapatkan, semoga upaya yang kita lakukan ini senantiasa berdampak maksimal dalam perkembangan kognitif peserta didik. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Latar Belakang Kewajiban Zakat Fitrah dalam Bentuk Makanan Pokok

  Zakat fitrah, atau zakat al-fitr, adalah salah satu dari kewajiban yang ditetapkan dalam Islam bagi setiap Muslim menjelang akhir bulan Ra...