Sabtu, 17 Juli 2021

MENJAGA LISAN (ABU HAFIZ)

 


KHUTBAH PERTAMA:

إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن.

يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا

يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا، أَمّا بَعْدُ ...

فَأِنّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمّدٍ صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ، وَشَرّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةً، وَكُلّ ضَلاَلَةِ فِي النّارِ.


Hadirin Sidang Jum’at yang Terhormat..


Allah Ta’ala berfirman,


مَا يَلْفِظُ مِن قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ

"Tiada suatu ucapan pun yang diucapkan melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir." (Qaf: 18).

Sesungguhnya lisan merupakan salah satu nikmat Allah yang amat besar dan salah satu ciptaan Allah yang menakjubkan. Bentuknya kecil, namun perannya besar dalam ketaatan dan kemaksiatan. Bahkan kekufuran dan keimanan tidak bisa diketahui dengan jelas kecuali dengan persaksian lisan, padahal keduanya merupakan puncak dari ketaatan dan kemaksiatan.

Hadirin Sidang Jum’at yang Terhormat


Lisan merupakan salah satu ayat-ayat Allah. Dia berfirman,


وَلِسَاناً وَشَفَتَيْنِ وَهَدَيْنَاهُ النَّجْدَيْنِ

"Lidah dan dua buah bibir. Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan." (Al-Balad: 9-10).


Lisan adalah raja atas semua anggota tubuh. Semua tunduk dan patuh kepadanya. Jika ia lurus, niscaya semua anggota tubuh ikut lurus. Jika ia bengkok, maka bengkoklah semua anggota tubuh.

Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,


إِذَا أَصْبَحَ ابْنُ آدَمَ فَإِنَّ الْأَعْضَاءَ كُلَّهَا تُكَفِّرُ اللِّسَانَ فَتَقُوْلُ: اِتَّقِ اللهَ فِيْنَا فَإِنَّمَا نَحْنُ بِكَ فَإِنِ اسْتَقَمْتَ اسْتَقَمْنَا وَإِنِ اعْوَجَجْتَ اِعْوَجَجْنَا.

"Apabila anak cucu Adam masuk waktu pagi hari, maka seluruh anggota badan tunduk kepada lisan, seraya berkata, 'Bertakwalah kepada Allah dalam menjaga hak-hak kami, karena kami mengikutimu, apabila kamu lurus, maka kami pun lurus, dan apabila kamu bengkok, maka kami pun bengkok'." (HR. at-Tirmidzi dan Ahmad).

Seorang manusia bisa masuk surga disebabkan lisannya. Apabila benar lisannya, maka dia akan mendapatkan pahala, dan sebaliknya bila salah maka dia mendapatkan dosa. Lisan manusia bisa mewujudkan dzikir, tasbih, dan tahlil, atau membaca al-Qur`an, atau ucapan amar ma'ruf nahi munkar, berbuat baik kepada manusia, dan mengajak mereka kepada kebaikan. Lisan adalah salah satu nikmat Allah jika dipergunakan oleh hamba untuk kebaikan, petunjuk, dan keshalihan.


Kaum Muslimin yang Berbahagia


Lisan memang senang mengembara ke tempat yang tak bertujuan, lahannya luas tiada terbatas dan bertepi. Ia memiliki peran yang besar di dalam lahan kebajikan, dan juga di dalam keburukan. Maka barangsiapa yang mengumbar lisannya dengan bebas dan tidak mau mengendalikannya, maka setan akan menggiringnya ke dalam segala sesuatu yang dia ucapkan. Lalu menyeretnya ke jurang kehancuran, dan selanjutnya jatuh ke dalam kebinasaan.

Tidak seorang pun dapat selamat dari tergelincirnya lisan kecuali orang yang mau mengendalikannya dengan tali kekang syariat, sehingga lisannya tidak mengucapkan kecuali sesuatu yang memberi manfaat di dunia dan akhirat. Ketika Aisyah berkata kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam,


حَسْبُكَ مِنْ صَفِيَّةَ كَذَا وَكَذَا، تَعْنِيْ قَصِيْرَةً، فَقَالَ: لَقَدْ قُلْتِ كَلِمَةً لَوْ مُزِجَتْ بِمَاءِ الْبَحْرِ لَمَزَجَتْهُ.

"Cukuplah bagi Anda bahwa Shafiyah itu orangnya begini, begini." Maksudnya tubuhnya pendek. Maka Nabi bersabda kepadanya, "Engkau telah mengucapkan suatu perkataan yang bila dicampur dengan air laut niscaya dia akan merubahnya." (HR. Abu Dawud).

Imam an-Nawawi yang wafat pada tahun 676 H. berkata, "Ketahuilah bahwa setiap mukallaf harus menjaga lisannya dari semua perkataan kecuali perkataan yang maslahat di dalamnya telah jelas. Dan ketika perkataan itu mubah, sedangkan dalam meninggalkannya terdapat maslahat maka disunnahkan untuk menahan diri darinya. Karena terkadang perkataan yang mubah akan terseret menuju keharaman atau kemakruhan, bahkan ini menjadi hal yang umum di dalam adat kebiasaan, sedangkan keselamatan maka tidak ada sesuatu pun yang menyamainya."

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,


مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِالله وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ.

"Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, maka hendaklah dia berkata baik atau diam." (HR. al-Bukhari dan Muslim).

Saya berkata, "Hadits yang disepakati keshahihannya ini merupakan nash yang sharih, bahwasanya tidak seharusnya seseorang berbicara melainkan apabila perkataan tersebut baik, yaitu yang tampak jelas maslahatnya, dan ketika ragu tentang kejelasan maslahatnya, maka janganlah berbicara."

Al-Imam asy-Syafi'i berkata, "Apabila seseorang ingin berbicara, maka hendaklah dia berpikir terlebih dahulu sebelum berbicara, apabila telah jelas maslahatnya, maka dia berbicara, dan apabila ragu-ragu, maka dia tidak berbicara sampai jelas maslahatnya." Al-Imam asy-Syafi'i juga pernah berpesan kepada muridnya ar-Rabi', "Wahai ar-Rabi', janganlah kamu berbicara tentang perkara yang tidak penting bagimu, karena apabila kamu berbicara satu kata, maka ia akan memilikimu, sedangkan kamu tidak dapat memilikinya."

Dan kami meriwayatkan dalam Shahih al-Bukhari: Dari Sahal bin Sa'ad Radhiyallahu ‘anhu, dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda,


مَنْ يَضْمَنُ لِيْ مَا بَيْنَ لَحْيَيْهِ وَمَا بَيْنَ رِجْلَيْهِ أَضْمَنُ لَهُ الْجَنَّةَ.

"Barangsiapa yang memberikan jaminan kepadaku (untuk menjaga) kejahatan lisan yang berada di antara dua tulang rahangnya, dan kejahatan kemaluan yang berada di antara kedua kakinya, niscaya aku akan memberikan jaminan surga kepadanya." (HR. al-Bukhari).

Dan kami meriwayatkan dari Abdullah bin Mas'ud Radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, "Tidak ada sesuatu pun yang lebih berhak lama dipenjarakan daripada lisan."

Dan yang lainnya berkata, "Perumpamaan lisan adalah seperti hewan buas, apabila kamu tidak mengikatnya, niscaya dia akan memusuhimu." Dan kami meriwayatkan dari al-Ustadz Abu al-Qasim al-Qusyairi dalam Risalahnya yang terkenal, dia berkata, "Diam pada sesuatu yang telah selamat adalah tindakan utama. Sedangkan diam pada waktunya merupakan sifat (baik) seseorang sebagaimana berbicara pada tempatnya merupakan sebaik-baik tabiat." Dia melanjutkan, "Saya mendengar Abu Ali ad-Daqqaq Rahimahullah berkata,


مَنْ سَكَتَ عَنِ الْحَقِّ فَهُوَ شَيْطَانٌ أَخْرَسُ.

'Siapa yang berdiam diri dari kebenaran, maka dia adalah setan yang bisu'."

Apabila Hari Kiamat tiba, maka perkataan dan perbuatan seorang hamba telah dihitung. Tiba-tiba salah seorang hamba mengingkari hal itu seraya berkata, "Wahai Rabb, saya tidak melakukan ini, saya tidak mengatakan ini." Maka malaikat yang menyaksikan hal itu berkata, "Aku tidak menerima seseorang menjadi saksi selain diriku sendiri." Lalu Allah menutup mulutnya, dan semua anggota tubuhnya bersaksi dan memberikan kesaksian perbuatannya. 

Tangan menuturkan sesuatu yang dia kerjakan, kaki melaporkan perjalanannya, mata memberikan kesaksian yang dia lihat, telinga memberikan kesaksian yang didengarnya, dan kulit memberikan kesaksian yang dirasakannya. Saat itulah sang hamba berduka cita dan terkejut serta berkata kepada anggota tubuhnya, "Celaka dan binasalah kalian, karena kalianlah aku membela diri." Inilah anggota-anggota tubuh yang tidak lain adalah anggota tubuhmu, akan memberikan kesaksian atas kesalahanmu di Hari Kiamat. Allah Ta’ala berfirman,


وَيَوْمَ يُحْشَرُ أَعْدَاء اللَّهِ إِلَى النَّارِ فَهُمْ يُوزَعُونَ. حَتَّى إِذَا مَا جَاؤُوهَا شَهِدَ عَلَيْهِمْ سَمْعُهُمْ وَأَبْصَارُهُمْ وَجُلُودُهُمْ بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ. وَقَالُوا لِجُلُودِهِمْ لِمَ شَهِدتُّمْ عَلَيْنَا قَالُوا أَنطَقَنَا اللَّهُ الَّذِي أَنطَقَ كُلَّ شَيْءٍ وَهُوَ خَلَقَكُمْ أَوَّلَ مَرَّةٍ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ. وَمَا كُنتُمْ تَسْتَتِرُونَ أَنْ يَشْهَدَ عَلَيْكُمْ سَمْعُكُمْ وَلَا أَبْصَارُكُمْ وَلَا جُلُودُكُمْ وَلَكِن ظَنَنتُمْ أَنَّ اللَّهَ لَا يَعْلَمُ كَثِيراً مِّمَّا تَعْمَلُونَ

"Dan (ingatlah) hari (ketika) musuh-musuh Allah digiring ke dalam neraka lalu mereka dikumpulkan (semuanya). Sehingga apabila mereka sampai ke neraka, pendengaran, penglihatan, dan kulit mereka menjadi saksi terhadap mereka tentang apa yang telah mereka kerjakan. Dan mereka berkata kepada kulit mereka, 'Mengapa kamu menjadi saksi terhadap kami.

' Kulit mereka menjawab, 'Allah yang telah menjadikan segala sesuatu pandai berkata telah menjadikan kami pandai (pula) berkata, dan Dialah yang menciptakan kamu pada kali yang pertama, dan hanya kepadaNya-lah kamu dikembalikan'. Kamu sekali-kali tidak dapat bersembunyi dari persaksian pendengaran, penglihatan, dan kulitmu terhadapmu, bahkan kamu mengira bahwa Allah tidak mengetahui kebanyakan dari apa yang kamu kerjakan." (Fushshilat: 19-22).


Ketahuilah bahwa ghibah termasuk perbuatan yang paling buruk dan paling tersebar di antara manusia, sehingga mereka tidak selamat darinya melainkan hanya segelintir orang saja. Batasan ghibah yaitu engkau memperbincangkan saudaramu dengan sesuatu yang jika hal itu didengar atau sampai ke telinganya, maka dia merasa tidak senang, baik itu mengenai badan, nasab, perilaku, perbuatan, ucapan atau dalam urusan agamanya, bahkan sampai pakaian yang dia kenakan, rumah tinggal, dan kendaraannya.

Di dalam Shahih Muslim, Sunan Abi Dawud, Sunan at-Tirmidzi dan Sunan an-Nasa`i: dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,


أَتَدْرُوْنَ مَاالْغِيْبَةُ؟ قَالُوْا: اللهَ وَرَسُوْلُهُ أَعْلَمُ، قَالَ: ذِكْرُكَ أَخَاكَ بِمَا يَكْرَهُ. قِيْلَ: أَفَرَأَيْتَ إِنْ كَانَ فِي أَخِيْ مَا أَقُوْلُ؟ قَالَ: إِنْ كَانَ فِيْهِ مَا تَقُوْلُ فَقَدِ اغْتَبْتَهُ وَإِنْ لَمْ يَكُنْ فِيْهِ مَا تَقُوْلُ فَقَدْ بَهَتَّهُ.

"Apakah kalian mengetahui, apakah ghibah itu?" Mereka menjawab, "Allah dan RasulNya lebih mengetahui." Beliau bersabda, "Kamu menyebutkan tentang saudaramu dengan sesuatu yang tidak disenanginya." Dikatakan kepada beliau, "Bagaimana pendapatmu bila pada saudaraku memang benar ada yang aku ucapkan?" Beliau bersabda, "Jika pada dirinya benar ada yang kamu ucapkan, maka kamu telah melakukan ghibah terhadapnya, dan jika pada dirinya tidak terdapat sesuatu yang kamu ucapkan, maka kamu telah melakukan tuduhan dusta terhadapnya." (HR. Muslim).

Dan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

"Ketika saya diangkat (pada peristiwa isra' mi'raj), maka saya melewati kaum yang memiliki kuku dari tembaga. Mereka mencakar wajah dan dada mereka. Saya bertanya, 'Siapakah mereka wahai Jibril?' Jibril menjawab,

 'Mereka adalah kaum yang memakan daging manusia (maksudnya melakukan ghibah), dan merusak kehormatan mereka'." (HR. Abu Dawud).

Dalam hadits ini digambarkan dengan jelas bahwa Allah menghukum orang yang melakukan ghibah. Mereka digambarkan sebagai orang yang memakan daging manusia. Di akhirat nanti, mereka mencakar wajah dan dada mereka.

Hadirin Sidang Jum’at Yang Kami Hormati


Hukum ghibah adalah haram berdasarkan ijma' kaum muslimin. Dan telah jelas dalil-dalil yang sharih tentang keharamannya dari al-Kitab, as-Sunnah dan ijma'.

Allah Ta’ala berfirman,


وَلَا يَغْتَب بَّعْضُكُم بَعْضاً

"Janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain." (Al-Hujurat :12).

Dia juga berfirman,


وَيْلٌ لِّكُلِّ هُمَزَةٍ لُّمَزَةٍ

"Kecelakaanlah bagi setiap pengumpat lagi pencela." (Al-Humazah: 1).


Al-Humazah bermakna, orang yang mengumpat manusia dan dia menyakiti mereka dengan ketidakhadiran mereka, sedangkan al-Lumazah bermakna orang yang mencela manusia dan menyakiti mereka dengan kehadiran mereka. Dan mungkin al-Humazah adalah orang yang menyakiti manusia dengan perkataannya, sedangkan al-Lumazah adalah orang yang menyakiti mereka dengan perbuatan dan tindak-tanduknya, dan dalam riwayat lain dikatakan maknanya adalah selain hal tersebut yang masih mencakup makna-makna ini.

Dia juga berfirman,


هَمَّازٍ مَّشَّاء بِنَمِيمٍ

"Yang banyak mencela, yang kian ke mari menghambur fitnah." (Al-Qalam: 11).

Kaum Muslimin Rahimakumullah


Kata-kata yang manis memang terbukti bisa menghipnotis manusia. Ia bisa menghanyutkan manusia dalam buaiannya. Pendapat ini bertitik tolak pada fitrah manusia yang selalu ingin dihargai atau bahkan dipuji. Tutur kata yang manis juga bisa memotivasi orang lain untuk berbuat baik dan meninggalkan perbuatan mungkar.

Sebuah kritikan yang tajam, namun dibungkus dengan tutur kata yang halus lebih bisa diterima oleh orang yang dikritik. Dan sebaliknya, penyampaian dakwah kebenaran secara vulgar dan kasar kepada umat manusia terkadang akan berakibat sebaliknya. Metode tersebut tidak hanya kurang efektif, bahkan bisa memunculkan sikap antipati dari objek dakwah. Allah memberikan dalam kelembutan sesuatu yang tidak diberikanNya dalam kekerasan.

Inti dakwah Islam adalah saling nasihat menasihati, nasihat bagi Allah, Rasulullah, para pemimpin, dan kaum muslimin. Dalam sebuah hadits disebutkan, "Tolonglah saudaramu yang zhalim dan dizhalimi." Dan cara menolong saudara yang zhalim adalah menasihatinya agar tidak melakukan kezhaliman dan kemungkaran.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,


إِنَّ الرِّفْقَ لَا يَكُوْنُ فِي شَيْءٍ إِلَّا زَانَهُ وَلَا يُنْزَعُ مِنْ شَيْءٍ إِلَّا شَانَهُ.

"Sesungguhnya kelembutan, tidaklah terdapat pada sesuatu melainkan ia akan menghiasinya, dan tidaklah ia terlepas dari sesuatu melainkan ia akan menodainya." (HR. Muslim).


فَاسْتَبِقُواْ الْخَيْرَاتِ أَقُوْلُ قَوْلِي هَذا أَسْتَغْفِرُ اللهَ إِنّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْمِ


Khutbah Kedua:


إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَصَلَّى اللَّّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا

Kaum Muslimin Rahimakumullah

Allah Ta’ala berfirman,

إِنَّ رَبَّكَ لَبِالْمِرْصَادِ

"Sesungguhnya Rabbmu benar-benar mengawasi." (Al-Fajr: 14).

Makna ayat di atas adalah bahwa Allah mendengar makhluk-Nya, dan melihat serta mengawasi perbuatan mereka serta memberi masing-masing balasan sesuai dengan usahanya di dunia.

Dalam hadits yang dikeluarkan oleh Abu Musa al-Asy'ari,

قُلْتُ: يَا رَسُوْلَ الله ، أَيُّ الْمُسْلِمِيْنَ أَفْضَلُ؟ قَالَ: مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُوْنَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ.

"Saya bertanya, 'Wahai Rasulullah, siapakah muslim yang paling utama?' Rasulullah menjawab, 'Seorang muslim, yang mana kaum muslimin selamat dari (bahaya) lisan dan tangannya'." (HR. al-Bukhari dan Muslim).

Jama'ah Jum'at yang Dimuliakan Allah


Khatib berharap mudah-mudahan Allah memberikan kita petunjuk untuk melaksanakan perintahNya dan melaksanakan kebaikan sesuai dengan syariat. Mudah-mudahan Allah menjadikan hari-hari kita penuh dengan amal shalih yang akan membawa kita kepada kebahagiaan dan ketenangan. Mudah-mudahan Allah senantiasa memberikan hidayah pada segala urusan kita, khususnya dalam menjaga lisan kita dan memberikan petunjuk kepada kita semua dalam menapaki jalanNya yang lurus, jalan orang-orang yang Allah berikan nikmat kepada mereka, jalan para nabi, orang-orang yang jujur, dan para syuhada, serta orang-orang yang shalih, bukan jalan orang-orang yang dimurkai dan bukan jalan orang-orang yang tersesat.

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلّاً لِّلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَؤُوفٌ رَّحِيمٌ

رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ

رَبَنَا ءَاتِنَا فِي الدّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النّارِ. وَصَلىَّ اللهُ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِهِ وَصَحْبِهِ تَسْلِيمًا كَثِيرًا وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ اْلحَمْدُ لِلهِ رَبِّ اْلعَالمَينَ.

KIAT MENDAPATKAN SYAFAAT NABI (ABU HAFIZ)


 

KHUTBAH PERTAMA:


إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن.

يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا

يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا، أَمّا بَعْدُ ...

فَأِنّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمّدٍ صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ، وَشَرّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةً، وَكُلّ ضَلاَلَةِ فِي النّارِ.


Hadirin Sidang Jum’at yang Terhormat..

Tidak ada ungkapan yang paling pantas yang dapat kita ucapkan saat ini yakni hanyalah puja dan puji syukur kepada Allah Jalla Wa’alaa. Yang telah memberikan kita kemudahan dan kesempatan untuk menunaikan kewajiban kita pada hari ini yaitu sholat Jumah Berjamaah. 

Semoga Ibadah yang Insyaa Allah Kita Kerjakan ini diterima oleh Allah Subhanahu Wata’alaa.

Sholawat serta salam senantiasa kita sampaikan kepada nabiyullah Muhammad Shollahu ‘alaihi wasallam.

Di awal Khutbah ini, saya selaku khotib berpesan kepada diri saya sendiri, kepada Keluarga Khotib dan Kepada Jamaah Sekalian untuk senantiasa meningkatkan iman dan Taqwa Kepada Allah Robbul ‘Alaamiin.

Taqwa dalam arti menjalankan seluruh perintah Allah serta menjauhi seluruh larangan Allah.

Hadirin Sidang Jumat yang saya doakan semoga sehat selalu serta di rahmati Allah.

Setiap muslim mendambakan syafa’at Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, karena pada hari Kiamat nanti, tidak ada yang menolong seorang hamba, kecuali Allah Subhanahu wa Ta’ala. Kemudian amal-amal shalih yang dikerjakan seorang hamba, serta syafa’at Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Adapun kiat-kiat seorang muslim untuk mendapatkan syafa’at, yaitu : 

1. Tauhid dan mengikhlaskan ibadah kepada Allah serta ittiba’ kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Tidak diragukan lagi bahwa tauhid sebagai penyebab yang paling besar untuk mendapatkan syafa’at pada hari Kiamat. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya: “Siapakah orang yang paling bahagia dengan syafa’atmu pada hari Kiamat?” Nabi menjawab :

 أَسْعَدُ النَّاسِ بِشَفَاعَتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَنْ قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ خَالِصًا مِنْ قَلْبِهِ أَوْ نَفْسِهِ

“Yang paling bahagia dengan syafa’atku pada hari Kiamat adalah, orang yang mengucapkan Laa ilaahaa illallaah dengan ikhlas dari hatinya atau dirinya“.[HR Bukhari, no. 99] Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata : ”Syafa’at, sebabnya adalah tauhid kepada Allah, dan mengikhlaskan agama dan ibadah dengan segala macamnya kepada Allah. Semakin kuat keikhlasan seseorang, maka dia berhak mendapatkan syafa’at. Sebagaimana dia juga berhak mendapatkan segala macam rahmat. Sesungguhnya, syafa’at adalah salah satu sebab kasih sayang Allah kepada hambaNya. Dan yang paling berhak dengan rahmatNya adalah ahlut tauhid dan orang-orang yang ikhlas kepadaNya. Setiap yang paling sempurna dalam mewujudkan kalimat ikhlas (laa ilaahaa illallaah) dengan ilmu, keyakinan, amal, dan berlepas diri dari berbagai bentuk kesyirikan, loyal kepada kalimat tauhid, memusuhi orang yang menolak kalimat ini, maka dia yang paling berhak dengan rahmat Allah.

2. Membaca al Qur`an. 

Dari Abi Umamah bahwasannya dia mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

 اقْرَءُوا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيعًا لِأَصْحَابِهِ

“Bacalah al Qur`an. Sesungguhnya al Qur`an akan datang pada hari Kiamat sebagai pemberi syafa’at bagi sahabatnya…”[HR Muslim, no.804]. Yang dimaksud para sahabat al Qur`an, mereka adalah orang-orang yang membacanya, mentadabburinya, dan mengamalkan isinya. 

3. Puasa 

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

 الصِّيَامُ وَالْقُرْآنُ يَشْفَعَانِ لِلْعَبْدِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يَقُولُ الصِّيَامُ أَيْ رَبِّ مَنَعْتُهُ الطَّعَامَ وَالشَّهَوَاتِ بِالنَّهَارِ فَشَفِّعْنِي فِيهِ وَيَقُولُ الْقُرْآنُ مَنَعْتُهُ النَّوْمَ بِاللَّيْلِ فَشَفِّعْنِي فِيهِ قَالَ فَيُشَفَّعَانِ

“Puasa dan al Qur`an akan memberi syafa’at kepada seorang hamba pada hari Kiamat kelak. Puasa akan berkata : “Wahai, Rabb-ku. Aku telah menahannya dari makan pada siang hari dan nafsu syahwat. Karenanya, perkenankan aku untuk memberi syafa’at kepadanya”. Sedangkan al Qur`an berkata : “Aku telah melarangnya dari tidur pada malam hari. Karenanya, perkenankan aku untuk memberi syafa’at kepadanya”. Maka keduanya pun memberi syafa’at“

4. Doa setelah adzan 

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

 مَنْ قَالَ حِينَ يَسْمَعُ النِّدَاءَ اللَّهُمَّ رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ وَالصَّلَاةِ الْقَائِمَةِ آتِ مُحَمَّدًا الْوَسِيلَةَ وَالْفَضِيلَةَ وَابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُودًا الَّذِي وَعَدْتَهُ حَلَّتْ لَهُ شَفَاعَتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ

“Barangsiapa yang membaca ketika mendengar adzan ‘Ya Allah, Rabb pemilik panggilan yang sempurna ini dan shalat (wajib) yang didirikan. Berilah al wasilah (derajat di surga), dan keutamaan kepada Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan bangkitkan beliau, sehingga bisa menempati maqam terpuji yang engkau janjikan’. Maka dia berhak mendapatkan syafa’atku pada hari Kiamat“.[HR Bukhari no.614, dari Jabir bin Abdillah] 

5. Shalawat kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Dari Ibnu Mas’ud, bahwasannya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

 أَوْلَى النَّاسِ بِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَكْثَرُهُمْ عَلَيَّ صَلَاةً

“Orang yang paling berhak mendapatkan syafa’atku pada hari kiamat adalah, yang paling banyak shalawat kepadaku” [HR Tirmidzi, no.484, hasan]. 

6. Shalatnya sekelompok orang muslim terhadap mayit muslim. 

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

مَا مِنْ مَيِّتٍ تُصَلِّي عَلَيْهِ أُمَّةٌ مِنْ الْمُسْلِمِينَ يَبْلُغُونَ مِائَةً كُلُّهُمْ يَشْفَعُونَ لَهُ إِلَّا شُفِّعُوا فِيهِ

“Tidaklah seorang mayit dishalatkan oleh sekelompok orang Islam yang jumlah mereka mencapai seratus, semuanya memintakan syafa’at untuknya, melainkan syafa’at itu akan diberikan pada dirinya“.[HR Muslim, no. 947]

مَا مِنْ رَجُلٍ مُسْلِمٍ يَمُوتُ فَيَقُومُ عَلَى جَنَازَتِهِ أَرْبَعُونَ رَجُلًا لَا يُشْرِكُونَ بِاللَّهِ شَيْئًا إِلَّا شَفَّعَهُمْ اللَّهُ فِيهِ

“Tidaklah seorang muslim meninggal dunia, lalu jenazahnya dishalatkan oleh empat puluh orang yang tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun, melainkan Allah akan memberikan syafa’at kepadanya“. [HR Muslim, no.948]. 

7. Membanyakkan sujud. 

Dari Rabi’ah bin Ka’ab al Aslami, dia berkata: “Aku pernah bermalam bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu aku mendatangi beliau sambil membawa air untuk wudhu’ beliau. Kemudian beliau berkata kepadaku, ‘Mintalah’. Aku berkata,’Aku minta untuk dapat menemanimu di surga,’ kemudian beliau berkata, ‘Atau selain itu?’ Aku berkata,’Itu saja’. Lalu beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

 فَأَعِنِّي عَلَى نَفْسِكَ بِكَثْرَةِ السُّجُودِ


“Tolonglah aku atas dirimu dengan banyak bersujud“. [HR Muslim, no.489].

Demikianlah beberapa faktor yang bisa menjadi penyebab seseorang mendapatkan syafa’at Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam Mudah-mudahan kita termasuk orang yang mendapatkan syafa’at Nabi Muhammad pada hari Kiamat, bila kita mengikhlaskan ibadah semata-mata karena Allah dan ittiba’, mengikuti contoh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

فَاسْتَبِقُواْ الْخَيْرَاتِ أَقُوْلُ قَوْلِي هَذا أَسْتَغْفِرُ اللهَ إِنّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْمِ


Khutbah Kedua:


إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَصَلَّى اللّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا

Kaum Muslimin Rahimakumullah


Setiap umat muslim jika ditanya tentang syafaat rosulullah Shollallahu ‘alaihi wasallam pasti akan menjawab sangat menginginkannya namun, banyak umat muslim yang senantiasa meninggalkan Sunnah Rosulullahu ‘Alaihi wasallam.

Diantara banyaknya Sunnah rosulullahu ‘alaihi wasallam ada 2 sunnah yang sering di tinggalkan umat muslim yaitu :

1. Meluruskan dan Merapatkan shof sholat

Banyak kaum muslim yang sudah diingatkan oleh imam untuk meluruskan serta merapatkan shof sebelum sholat namun enggan untuk memenuhinya.

Padahal rosulullah pernah bersabda

Dari Abu Mas’ud radhiallahu’anhu, ia berkata:


كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَمْسَحُ مَنَاكِبَنَا فِي الصَّلاةِ وَيَقُولُ : ( اسْتَوُوا , وَلا تَخْتَلِفُوا فَتَخْتَلِفَ قُلُوبُكُمْ 

 

“Dahulu Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam memegang pundak-pundak kami sebelum shalat, dan beliau bersabda: luruskanlah (shaf) dan jangan bengkok, sehingga hati-hati kalian nantinya akan bengkok (berselisih) pula” (HR. Muslim, no. 432).

Kedua, hadis dari Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyiapkan shaf shalat jamaah. Beliau memerintahkan makmum,


أَقِيمُوا الصُّفُوفَ فَإِنَّمَا تَصُفُّونَ بِصُفُوفِ الْمَلاَئِكَةِ وَحَاذُوا بَيْنَ الْمَنَاكِبِ وَسُدُّوا الْخَلَلَ وَلِينُوا فِى أَيْدِى إِخْوَانِكُمْ وَلاَ تَذَرُوا فُرُجَاتٍ لِلشَّيْطَانِ وَمَنْ وَصَلَ صَفًّا وَصَلَهُ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى وَمَنْ قَطَعَ صَفًّا قَطَعَهُ اللَّهُ

Luruskan shaf, agar kalian bisa meniru shafnya malaikat. Luruskan pundak-pundak, tutup setiap celah, dan buat pundak kalian luwes untuk teman kalian. Serta jangan tinggalkan celah-celah untuk setan. Siapa yang menyambung shaf maka Allah Ta’ala akan menyambungnya dan siapa yang memutus shaf, Allah akan memutusnya. (HR. Ahmad 5724, Abu Daud 666, dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth)


Ketiga, hadis dari Abu Umamah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika merapatkan shaf, beliau mengatakan,

وَسُدُّوا الْخَلَلَ؛ فَإِنَّ الشَّيْطَانَ يَدْخُلُ فِيمَا بَيْنَكُمْ بِمَنْزِلَةِ الْحَذَفِ


“Tutup setiap celah shaf, karena setan masuk di antara shaf kalian, seperti anak kambing.” (HR. Ahmad 22263 dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth).

Meluruskan shaf hukumnya wajib. Karena Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam mengancam orang yang tidak meluruskan shaf dalam shalat berupa terjadinya perselisihan hati di antara mereka. Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsamin mengatakan:

 “Yang menjadi patokan meluruskan shaf adalah pundak untuk bagian atas badan dan mata kaki untuk bagian bawah badan” (Asy Syarhul Mumthi’, 3/7-13).

2. Sunnah kedua yang banyak di tinggalkan oleh kaum muslimin adalah sholat 2 rakaat sebelum sholat maghrib

Banyak kaum muslimin yang berkilah bahwa waktu maghrib sangatlah cepat sehingga setelah adzan harus langsung iqomah :

Yang menjadi pertanyaan :

Apa fungsi dari adzan ?? yaa benar..fungsi adzan adalah memanggil jamaah untuk sholat… lantas kenapa kita baru saja memanggil langsung kita tinggalkan…. Padahal ada jamaah yang baru saja mau berbuka puasa Sunnah, ada jamaah yang baru mengambil air wudhu, ada jamaah yang baru saja menyelesaikan hajatnya dalam wc, ada jamaah yang baru saja keluar rumahnya menuju masjid, ada seorang dokter atau tenaga medis yang baru saja selesai mengoperasi pasiennya, ada pak polisi yang baru saja berganti tugas di jalan raya dan alasan hajat lainnya.

Kalaupun ada kaum muslimin yang berkata waktu maghrib sangat cepat sehingga setelah adzan haruslah iqomah….peratanyaannya kenapa di bulan romadhon tidak dilakukan hal yang sama. Bahkan sebaliknya bayak kaum muslimin yang berbuka puasa dahulu 5 sampai 10 menit kemudian iqomah.

Pertanyaannnya apakah beda kecepatan waktu berakhirnya maghrib dari satu bulan ke bulan lainnya ???

Pertanyaan selanjutnya siapa yang lebih paham cepatnya waktu maghrib apakah kita atau rosulullah shollallahu ‘alaihi wasallam ?????

Mari kita rujuk pada sabda Rosulullah shollahu ‘alai wasallam berikut ini

beliau bersabda

صَلُّوا قَبْلَ صَلاَةِ الْمَغْرِبِ . – قَالَ فِي الثَّالِثَةِ -: لِمَنْ شَاءَ ،

“Shalatlah sebelum shalat Maghrib” 3 kali dan pada yang ketiga, beliau mengatakan, “Bagi yang mau.” (HR. Bukhari 1183)

Selain itu,

hadis dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu yang menceritakan kebiasaan para sahabat ketika sudah masuk waktu maghrib,

كُنَّا بِالْمَدِينَةِ، فَإِذَا أَذَّنَ الْمُؤَذِّنُ لِصَلاَةِ الْمَغْرِبِ ابْتَدَرُوا السَّوَارِيَ، فَيَرْكَعُونَ رَكْعَتَيْنِ رَكْعَتَيْنِ، حَتَّى إِنَّ الرَّجُلَ الْغَرِيبَ لَيَدْخُلُ الْمَسْجِدَ فَيَحْسِبُ أَنَّ الصَّلاَةَ قَدْ صُلِّيَتْ، مِنْ كَثْرَةِ مَنْ يُصَلِّيهِمَا


“Kami dulu di Madinah, saat muadzin beradzan untuk shalat Maghrib, mereka (para sahabat senior) saling berlomba mencari tiang-tiang, lalu mereka shalat 2 rakaat. Sehingga ada orang asing yang masuk masjid untuk shalat, dia mengira bahwa shalat maghrib telah dilaksanakan karena saking banyaknya yang melaksanakan shalat sunnah sebelum Maghrib.” (HR. Muslim 837).


Akhirnya mari kita semua berusaha semaksimal mungkin untuk melaksanakan Sunnah rosulullahu shollallahu ‘alaihi wasallam dengan cara menuntut ilmu .

Sehingga kita tau mana yang menjadi Sunnah dana mana yang tidak ada petunjuk dari rosulullahu shollallahu ‘alaihi wasallam

إِنَّ ٱللَّهَ وَمَلَٰٓئِكَتَهُۥ يُصَلُّونَ عَلَى ٱلنَّبِىِّ ۚ يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ صَلُّوا۟ عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا۟ تَسْلِيمًا


اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلّاً لِّلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَؤُوفٌ رَّحِيمٌ

رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ

رَبَنَا ءَاتِنَا فِي الدّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النّارِ. وَصَلىَّ اللهُ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِهِ وَصَحْبِهِ تَسْلِيمًا كَثِيرًا وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ اْلحَمْدُ لِلهِ رَبِّ اْلعَالمَينَ.


GAMBARAN UMUM PENILAIAN DALAM KURIKULUM 2013



Selain tersedianya kurikulum (standar isi dan standar proses) unsur penting lain yang harus dikuasai para guru untuk menjamin kualitas layananan pendidikan adalah melakukan penilaian secara komprehensif sesuai dengan standar nasional pendidikan yang telah ditetapkan. Penilaian wajib dilakukan untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan proses pembelajaran dan ketercapaian peserta didik terhadap indicator pencapaian kompetensi yang menjadi gambaran tercapainya Kompetensi Dasar hingga Standar Kelulusan. Bila hasilnya memuaskan akan menyenangkan dan dapat memotivasi siswa untuk belajar lebih giat lagi sementara bila hasil tidak memuaskan maka ia akan berusaha agar penilaian berikutnya memperoleh hasil yang memuaskan. Penilaian juga memiliki makna tersendiri terhadap guru juga sekolah setidaknya guru akan mengetahui metode yang digunakan sudah tepat atau belum. Jika hasil yang diperoleh sebagian besar siswa mendapatkan nilai bagus maka metode sudah tepat sebaliknya bila sebagian besar hasil yang diperleh siswa buruk maka metode yang digunakan harus dipertimbangkan kembali dan kalau perlu diganti. Sementara itu dengan melakukan penilaian sekolah dapat mengetahui kemajuan perkembangan penilaian dari tahun ke tahun sehingga menjadi pedoman bagi sekolah untuk tindakan selanjutnya. Mengacu pada Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan. Standar penilaian bertujuan untuk menjamin perencanaan penilaian peserta didik sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai dan berdasarkan prinsip-prinsip penilaian, kemudian pelaksanaan penilaian peserta didik secara profesional, terbuka, edukatif, efektif, efisien, dan sesuai dengan konteks sosial budaya; dan selanjutnya  pelaporan hasil penilaian peserta didik secara objektif, akuntabel, dan informatif. Standar penilaian pendidikan ini disusun sebagai acuan penilaian bagi pendidik, satuan pendidikan, dan pemerintah pada satuan pendidikan untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah. Menurut Permendikbud tersebut standar penilaian pendidikan adalah kriteria mengenai mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik.

Secara umum penilaian dalam kurikulum 2013 memiliki karakteristik yang berbeda dengan penilaian pada kurikulum terdahulu, kurikulum 2013 menekankan pada aspek yang lebih komprehensif meliputi rahan afektif, kognitif dan psikomotorik. Dalam pandangan kurikulum 2013 pembelajaran harus dilaksanakan secara tuntas sebab ketuntasan belajar merupakan capaian minimal dari kompetensi setiap muatan pelajaran yang harus dikuasai peserta didik dalam kurun waktu belajar tertentu. Ketuntasan aspek sikap (KI-1 dan KI-2) misalnya dapat ditunjukkan dengan perilaku baik peserta didik. Jika perilaku peserta didik belum menunjukkan kriteria baik maka dilakukan pemberian umpan balik dan pembinaan sikap secara langsung dan terus-menerus sehingga peserta didik menunjukkan perilaku baik. Ketuntasan belajar aspek pengetahuan (KI-3) dan keterampilan (KI-4) ditentukan oleh satuan pendidikan yang linear atau sejalan dengan Standar kelulusan serta KI dan KD yang ada. Oleh karenanya semua kompetensi perlu dinilai dengan menggunakan acuan patokan berdasarkan pada indikator hasil belajar. Kemudian sekolah menetapkan acuan patokan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan. Peserta didik yang belum mencapai ketuntasan belajar diberi kesempatan untuk perbaikan (remedial teaching), dan peserta didik tidak diperkenankan melanjutkan pembelajaran kompetensi selanjutnya sebelum kompetensi tersebut tuntas. Kriteria ketuntasan seyogyanya bisa dijadikan acuan oleh pendidik untuk mengetahui kompetensi yang sudah atau belum dikuasai peserta didik. Melalui cara tersebut, pendidik mengetahui sedini mungkin kesulitan peserta didik sehingga pencapaian kompetensi yang kurang optimal dapat segera diperbaiki. Selai itu kurikulum 2013 juga berpandangan bahwa Penilaian dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi harus secara holistik. Aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan dinilai secara bersamaan sesuai dengan kondisi nyata. Penilaian juga dilaksanakan untuk mengetahui pencapaian kompetensi peserta didik yang dikaitkan dengan situasi nyata bukan hanya dunia sekolah. Oleh karena itu, dalam melakukan penilaian digunakan berbagai bentuk dan teknik penilaian. Penilaian otentik tidak hanya mengukur apa yang diketahui oleh peserta didik, tetapi lebih menekankan pada apa yang dapat dilakukan oleh peserta didik. penilaian terhadap peserta didik wajib dilakukan secara terus menerus dan berkelanjutan selama pembelajaran berlangsung. Tujuannya adalah untuk mendapatkan gambaran yang utuh mengenai perkembangan hasil belajar peserta didik, memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil terus menerus dengan menggunakan berbagai bentuk penilaian. Baik penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai dengan karakteristik kompetensi yang akan diukur atau dinilai. Berbagai metode atau teknik penilaian dapat digunakan,seperti tes tertulis, tes lisan, penugasan, penilaian kinerja (praktik dan produk), penilaian proyek, portofolio, dan pengamatan atau observasi.

Dalam pelaksanaan penilaian ada hal – hal yang selalu menjadi prinsip dasar dalam menjalankannya, adapun prinsip penilaian tersebut yakni: Objektif, Terpadu, Ekonomis, Transparan, Akuntabel, Edukatif diharapkan dengan menerapkan prinsip yang sebelumnya disebutkan penilaian akan memiliki karakteristik seperti yang diharapkan dalam kurikulum 2013. Tingkat keberhasilan dari suatu proses pembelajaran dilihat dari ketercapaian siswa terhadap kriteria ketuntasa minimal (KKM) yang ditentukan oleh satuan pendidikan mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan (SKL), dengan mempertimbangkan karakteristik peserta didik, karakteristik mata pelajaran, dan kondisi satuan pendidikan. KKM dirumuskan setidaknya dengan memperhatikan 3 (tiga) aspek, yaitu kompleksitas materi/kompetensi, intake/kualitas peserta didik, serta Pendidik dan daya dukung satuan pendidikan. 


ANAK SOLEH (ABU HAFIZ)


 

إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه

قال الله تعالى فى كتابه الكريم، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

وقال تعالى، يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً ۚ وَاتَّقُوا اللَّـهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ ۚ إِنَّ اللَّـهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

وقال تعالى، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا

يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

أَمَّا بَعْدُ، فإِنَّ أَصَدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ، وَأَحْسَنَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا ، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلالَةٌ ، وَكُلَّ ضَلالَةٍ فِي النَّارِ

Jama’ah shalat Jumat yang semoga dirahmati oleh Allah,

Tak ada ungkapan yang lebih pantas untuk kita sampaikan pada kesempatan kali ini, selain ungkapan puji dan syukur kepada ILAHI ROBBI, ALLAHU ROBBUL ‘AALAMIIN. Karena dengan limpahan nikmat-NYA kita semua bisa berada dalam keadaan sehat wal ‘afiyat, kita semua masih bisa dalam keadaan lapang, dan yang paling penting kita semua masih bisa menjaga Tauhid kita, masih bisa menjaga iman kita. Yakni tidak ada Tuhan yang pantas di sembah selain ALLAH Jalla Wa’alaa dan Nabi Muhammad Shollahu ‘Alaihi Wasallam adalah Nabi dan Rosul Kita. 


Semoga Tauhid ini, Semoga Iman ini tetap di dada, tetap di hati sanubari kita, tetap terucap di lisan kita dan tetap melaksanakan konsekuensi dari iman ini yakni tetap menjalankan semua perintah ALLAH dan Rosulnya sampai hayat lepas dikandung badan. Sehingga kita berpulang kepada ALLah dalam keadaan husnul khotimah.

Sholawat dan salam mari tetap kita haturkan kepada manusia yang paling baik akhlaknya dimuka bumi ini, satu satunya manusia yang mampu memberikan syafaat untuk manusia akhir zaman atas izin ALLAH yakni Baginda Rosulullah Muhammad Shollallahu ‘alaihi Wasallam. Marilah senantiasa kita beribadah kepada Allah sesuai dengan tuntunan dari beliau yang telah beliau contohkan melalui Sunnah - sunnah beliau. Baik yang berupa qowliyah atau ucapan beliau, baik secara fi’liyah atau perbuatan beliau dan baik melalui takrir beliau atau persetujuan dari beliau. Semoga dengan usaha ini diakhirat kelak kita diakui sebagai umat dari Rosululullah Shollallahu ‘alaihi wasallam dan bisa masuk ke surganya Allah Ta’alaa kelak.


Jama’ah shalat Jumat yang semoga dirahmati oleh Allah,

Marilah Kita senantiasa meningkatkan iman dan taqwa kita yakni dengan cara melaksanakan semua perintah ALLAH dan menjauhi semua larangan Allah.

Karena hanya dengan keimanan dan ketaqwaan yang seperti ini bisa mendatangkan keridhoaan dari Allah Jalla Wa’Alaa.


Jama’ah shalat Jumat yang semoga dirahmati oleh Allah,

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,


إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلا مِنْ ثَلاثَةٍ : إِلا مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

“Jika manusia mati, maka terputuslah amalnya kecuali tiga perkara: (1) sedekah jariyah, (2) ilmu yang diambil manfaatnya, (3) anak shalih yang selalu mendoakan orang tuanya.” (HR. Muslim, no. 1631)


Di kesempatan yang mulia ini, khotib ingin sedikit menjelaskan tentang ketiga perkara yang disebutkan dalam hadits diatas, namun khotib akan lebih memfokuskan pembahasan tentang apa yang dimaksud dengan anak yang sholeh serta nasehat bagaimana cara mendapatkan anka yang sholeh yang semoga berguna bagi khotib dan keluarga pada khususnya serta jamaah pada umummnya


Yang pertama adalah sedekah jariyah

Sedekah jariyah adalah sebutan bagi sedekah yang terus mengalir pahalanya, walaupun orang yang melakukan amalan tersebut sudah meninggal dunia.

Ini dikarenakan sesuatu yang ia sedekahkan ketika waktu hidup dengan ikhlas dank karena mengharapkan ridho Allah Jalla Wa’alaa. Masih di pergunakan atau masih di fungsikan oelh orang yang ia sedekahi.

Contohnya : Mushaf Alquran, Pembangunan Masjid, Perlengkapan Sholat, membangunkan rumah untuk musafir atau orang fakir dan miskin dan sedekah lainnya yang pada intinya digunakan atau di fungsikan terus menerus oleh yang di sedekahinya.

Hal ini sesuai dengan yang disabdakan oleh Rosulullah Shollallahu ‘alai wasallam

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,


إِنَّ مِمَّا يَلْحَقُ الْمُؤْمِنَ مِنْ عَمَلِهِ وَحَسَنَاتِهِ بَعْدَ مَوْتِهِ عِلْمًا عَلَّمَهُ وَنَشَرَهُ وَوَلَدًا صَالِحًا تَرَكَهُ وَمُصْحَفًا وَرَّثَهُ أَوْ مَسْجِدًا بَنَاهُ أَوْ بَيْتًا لِابْنِ السَّبِيلِ بَنَاهُ أَوْ نَهْرًا أَجْرَاهُ أَوْ صَدَقَةً أَخْرَجَهَا مِنْ مَالِهِ فِي صِحَّتِهِ وَحَيَاتِهِ يَلْحَقُهُ مِنْ بَعْدِ مَوْتِهِ

“Sesungguhnya yang didapati oleh orang yang beriman dari amalan dan kebaikan yang ia lakukan setelah ia mati adalah:

1. Ilmu yang ia ajarkan dan sebarkan.

2. Anak shalih yang ia tinggalkan.

3. Mushaf Al-Qur’an yang ia wariskan.

4. Masjid yang ia bangun.

5. Rumah bagi ibnu sabil (musafir yang terputus perjalanan) yang ia bangun

6. Sungai yang ia alirkan.

7. Sedekah yang ia keluarkan dari harta ketika ia sehat dan hidup.


Jama’ah shalat Jumat yang semoga dirahmati oleh Allah,

Yang kedua adalah ilmu yang bermanfaat

Ilmu yang dimaksud dalam hadits ini adalah ilmu agama, ilmu ilmu tentang syariat agama yang membuat manusia menjadi insan yang bertaqwa

Hal ini senada seperti yang dijelaskan oleh ulama ulama ahli hadits berikut ini :

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah (wafat th. 728 H) rahimahullaah mengatakan, “Ilmu adalah apa yang dibangun di atas dalil, dan ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang dibawa oleh Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam. Terkadang ada ilmu yang tidak berasal dari Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam, tetapi dalam urusan duniawi, seperti ilmu kedokteran, ilmu hitung, ilmu pertanian, dan ilmu perdagangan.”

[2] Imam Ibnu Rajab (wafat th. 795 H) rahimahullaah mengatakan, “Ilmu yang bermanfaat menunjukkan pada dua hal. Pertama, mengenal Allah Ta’ala dan segala apa yang menjadi hak-Nya berupa nama-nama yang indah, sifat-sifat yang mulia, dan perbuatan-perbuatan yang agung. Hal ini mengharuskan adanya pengagungan, rasa takut, cinta, harap, dan tawakkal kepada Allah serta ridha terhadap takdir dan sabar atas segala musibah yang Allah Ta’ala berikan. Kedua, mengetahui segala apa yang diridhai dan dicintai Allah ‘Azza wa Jalla dan menjauhi segala apa yang dibenci dan dimurkai-Nya berupa keyakinan, perbuatan yang lahir dan bathin serta ucapan. Hal ini mengharuskan orang yang mengetahuinya untuk bersegera melakukan segala apa yang dicintai dan diridhai Allah Ta’ala dan menjauhi segala apa yang dibenci dan dimurkai-Nya. Apabila ilmu itu menghasilkan hal ini bagi pemiliknya, maka inilah ilmu yang bermanfaat. Kapan saja ilmu itu bermanfaat dan menancap di dalam hati, maka sungguh, hati itu akan merasa khusyu’, takut, tunduk, mencintai dan mengagungkan Allah ‘Azza wa Jalla, jiwa merasa cukup dan puas dengan sedikit yang halal dari dunia dan merasa kenyang dengannya sehingga hal itu menjadikannya qana’ah dan zuhud di dunia.”

[3] Imam Mujahid bin Jabr (wafat th. 104 H) rahimahullaah mengatakan, “Orang yang faqih adalah orang yang takut kepada Allah Ta’ala meskipun ilmunya sedikit. Dan orang yang bodoh adalah orang yang berbuat durhaka kepada Allah Ta’ala meskipun ilmu-nya banyak.

”Perkataan beliau rahimahullaah menunjukkan bahwa ada orang yang menuntut ilmu dan mengajarkannya, namun ilmu tersebut tidak bermanfaat bagi orang tersebut karena tidak membawanya kepada ketaatan kepada Allah Ta’ala. 

4. Imam Ibnu Rajab (wafat th. 795 H) rahimahullaah mengatakan, “Ilmu yang paling utama adalah ilmu tafsir Al-Qur-an, penjelasan makna hadits-hadits Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam, dan pembahasan tentang masalah halal dan haram yang diriwayatkan dari para Shahabat, Tabi’in, Tabi’ut Tabi’in, dan para imam ter-kemuka yang mengikuti jejak mereka…

”[5] Imam al-Auza’i (wafat th. 157 H) rahimahullaah ber-kata, “Ilmu itu apa yang dibawa dari para Shahabat Nabi Muhammad shallallaahu ‘alaihi wa sallam, adapun yang datang dari selain mereka bukanlah ilmu.

”Beliau juga mengatakan, “Ilmu yang paling utama adalah ilmu tafsir Al-Qur-an, penjelasan makna hadits-hadits Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam, dan pembahasan tentang masalah halal dan haram yang diriwayatkan dari para Shahabat, Tabi’in, Tabi’ut Tabi’in, dan para imam terkemuka yang mengikuti jejak mereka.


Jama’ah shalat Jumat yang semoga dirahmati oleh Allah,

Yang ketiga adalah Doa anak yang Sholeh

Hadits ini sangat gambalang menyatakan doa yang akan kita dapati ketika kita telah wafat dan berada dialam kubur adalah doa anak yang Sholeh.

Bukan sekedar doa seorang anak. Tapi Rosulullah menambahkan kata sholeh didalamnya.

Anak yang dimaksud dalam hadits ini sepakat para ulama yaitu adalah anak kandung.

Kemudian apa yang dimaksud dengan sholeh ?

Terkait kesholehan telah Allah jelaskan dalam alquran suroh An – Nisa ayat 69:

وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَأُولَئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ وَحَسُنَ أُولَئِكَ رَفِيقًا


“Siapa saja yang menaati (ketentuan) Allah dan rasul-Nya, niscaya mereka kelak akan bersama orang-orang yang diberi nikmat oleh-Nya, yaitu para nabi, kalangan shiddiq, syuhada, dan orang-orang saleh. Mereka adalah sebaik-baik sahabat,” (Surat An-Nisa ayat 69).

Imam Ibnu Katsir dalam karya tafsirnya mengartikan orang saleh sebagai orang yang baik amal lahir dan amal batinnya.  Sedangkan Imam Khazin dalam tafsirnya mengatakan, “as-shālihīn” adalah kata jamak “shālih,” yaitu orang yang sama baiknya baik lahir maupun batinnya. Ia juga mengutip pandangan ahli tafsir lain bahwa orang saleh adalah orang yang akidahnya benar dan amalnya sesuai pedoman sunnah dan ketaatan kepada agama.

Jadi kita bisa menarik kesimpulan bahwa anak yang sholeh adalah anak kandung yang melaksanakan semua perintah Allah dan menjauhi semua larangan Allah sesuai dengan tuntunan Rosulullah Shollallahu ‘ Alaihi wasallam.


أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا أَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُسْلِمِيْنَ إِنَّهُ هُوَ السَمِيْعُ العَلِيْمُ

 

KHUTBAH KEDUA


الحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالمِيْنَ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَافِ الأَنْبِيَاءِ وَالمرْسَلِيْنَ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ

Jama’ah shalat Jumat yang semoga senantiasa istiqamah di jalan Allah,


Ada beberapa hal yang khotib bisa sampaikan untuk bisa mendapatkan anak yang sholeh :

Pertama: Orang tua terlebih dahulu berusaha untuk menjadi saleh.

Karena siap menjadi orang tua artinya siap menjadi teladan untuk keluarga, bukan sekedar memberi makan, pakaian, dan mencukupi kebutuhan anak.

Keberhasilan Ibrahim ’alaihissalam mendapatkan karunia anak saleh seperti Isma’il ’alaihissalamadalah karena beliau sendiri berhasil mendidik dan membentuk dirinya menjadi seorang hamba yang saleh. Allah ’azza wajalla menegaskan:

قَدْ كَانَتْ لَكُمْ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ فِي إِبْرَاهِيمَ وَالَّذِينَ مَعَهُ


“Sungguh telah ada untuk kalian teladan yang baik dalam diri Ibrahim dan orang-orang yang bersamanya.” (QS. Al-Mumtahanah: 4)

Pujian Allah ’azza wajalla untuk Ibrahim ’alaihissalam ini tentu saja didapatkannya setelah ia berusaha dan berusaha menjadi sosok pribadi yang dicintai oleh Allah ’azza wajalla.

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah

Kedua: Bersungguh-sungguhlah meminta dan mencita-citakan kepada Allah ‘azza wajalla anugerah berupa anak saleh.

Allah Ta’ala mengabadikan doa-doa Nabi Ibrahim ‘alaihissalam tentang hal itu di dalam al-Quran:

رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِينَ


“Wahai Rabbku, karuniakanlah untukku (seorang anak) yang termasuk orang-orang saleh.” (QS. al-Shaffat: 100)

رَبِّ اجْعَلْنِى مُقِيمَ الصَّلَوٰةِ وَمِن ذُرِّيَّتِى رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَآءِ

“Wahai Rabbku, jadikanlah aku orang yang menegakkan shalat, juga dari keturunanku. Wahai Rabb kami, kabulkanlah doaku.” (QS. Ibrahim: 40)

Ini semua menunjukkan akan kesungguhan seorang ayah yaitu nabi Ibrahim dan juga cita-cita besarnya.

Mungkin banyak di antara kita yang sekedar mau memiliki anak yang saleh. Tapi siapa di antara kita yang sungguh-sungguh berdoa memintanya kepada Allah dengan mata yang berderai air mata?

Siapa di antara kita yang secara konsisten melangitkan doa-doa terbaiknya untuk keluarga dan anak-anaknya?

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah

Ketiga: Konsisten mencari rezeki yang halal untuk keluarga

Dalam pandangan Islam, apa yang dikonsumsi oleh tubuh manusia akan berpengaruh terhadap perilakunya.

Karena itu, Islam mewajibkan kepada setiap orangtua untuk memberikan hanya makanan halal yang diperoleh melalui harta yang halal kepada anak-anak mereka. Bahkan nafkah yang halal untuk keluarga akan dinilai sebagai sedekah.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

إِنَّ الْمُسْلِمَ إِذَا أَنْفَقَ عَلَى أَهْلِهِ كَانَتْ لَهُ صَدَقَةً

“Sesungguhnya seorang muslim itu jika ia memberi nafkah kepada keluarganya, maka itu akan menjadi sedekah untuknya.” (HR. Ibnu Hibban dan dishahihkan oleh al-Albani)

Usaha memberi nafkah yang halal tentu saja menjadi tantangan tersendiri bagi orang tua. Dan untuk itu, kita harus selalu mengingat peringatan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tentang tantangan tersebut.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

يَأْتِي عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ لاَ يُبَالِي الْمَرْءُ مَا أَخَذَ مِنْهُ أَمِنَ الْحَلاَلِ أَمْ مِنْ الْحَرَامِ

“Akan datang kepada manusia suatu zaman di mana seseorang tidak lagi peduli apa yang ia kumpulkan; apakah dari yang halal atau dari yang haram?” (HR. Al-Bukhari)

Rasulullah juga telah berpesan:

لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ لَحْمٌ نَبَتَ مِنَ السُّحْتِ، النَّارُ أَوْلَى بِهِ

“Tidak akan masuk surga daging tumbuh dari harta haram, karena neraka lebih pantas untuknya.” (HR. Al-Tirmidzi dengan sanad yang shahih)


Jamaah shalat Jumat rahimakumullah

Keempat: Memberikan kasih sayang kepada anak tapi tidak memanjakannya

Bukan berarti tidak diperbolehkan untuk memberikan fasilitas kepada anak mengingat zaman sudah sedemikian maju, hanyasanya apakah fasilitas yang ada tersebut justru akan melenakannya dan semakin menjauhkannya dari jaminan selamat dari azab akhirat.

Bukankah Allah Ta’ala telah memerintahkan kepada kita dalam firmman-Nya,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ

“Wahai orang-orang yang beriman! Jagalah diri dan keluarga kalian dari api nerakan yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu…” (QS. At-Tahrim: 6)

Apakah kita rela membiarkan anak-anak terpanggang dalam kobaran api neraka? Apakah kita rela membiarkan anak-anak yang kita sayangi itu menjadi bahan bakar neraka Allah? Na’udzu billah min dzalik.

Akhirnya kami memohon kepada Allah Ta’ala agar kita semua di tempat ini bisa menjadi anak yang sholeh dan anak anak kita semua menjadi anak yang sholeh. Sehingga kita dan orang tua kita bisa mendapatkan keutamaan dari doa anak yang sholeh.

 Jangan lupa untuk memperbanyak shalawat di hari Jumat ini. Siapa yang bershalawat sekali, maka Allah akan membalasnya sepuluh kali.



 إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.

اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمسْلِمَاتِ وَالمؤْمِنِيْنَ وَالمؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ

اللَّهُمَّ أَلِّفْ بَيْنَ قُلُوبِنَا، وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِنَا، وَاهْدِنَا سُبُلَ السَّلَامِ، وَنَجِّنَا مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ، وَجَنِّبْنَا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، وَبَارِكْ لَنَا فِي أَسْمَاعِنَا، وَأَبْصَارِنَا، وَقُلُوبِنَا، وَأَزْوَاجِنَا، وَذُرِّيَّاتِنَا، وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ، وَاجْعَلْنَا شَاكِرِينَ لِنِعَمِكَ مُثْنِينَ بِهَا عَلَيْكَ، قَابِلِينَ لَهَا، وَأَتِمِمْهَا عَلَيْنَا


رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ و َمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن.

وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ



Jumat, 16 Juli 2021

GAMBARAN UMUM DALAM PENILAIAN PSIKOMOTORIK


 Rangkaian proses pembelajaran memiliki ujung yang disebut hasil pembelajaran, sebuah hasil pembelajaran diharapkan memiliki makna yang mendalam bagi peserta didik, makna ini bersifat procedural, konseptual dan metakognitif bagi ranah dimensi kognitif sementara pada ranah psikomotorik diharapkan peserta didik memiliki dua keterampilan yakni keterampilan abstrak dan keterampilan kongkret. Untuk mengetahui sejauhmana kemampuan ketrampilan itu dimiliki oleh peserta didik, maka guru wajib membuat evaluasi dan melakukan penilaian terhadap ketrampilan yang dimiliki oleh peserta didik. Penilaian keterampilan (psikomotorik) adalah penilaian yang dilakukan guru dalam rangka mengukur tingkat pencapaian kompetensi keterampilan dari peserta didik yang meliputi berbagai aspek diantaranya imitasi, manipulasi, presisi, artikulasi, dan naturalisasi. 

Penilaian psikomotorik ini dailandasi dari amanat Kompetensi inti 4 (KI 4), sejatinya keterampilan tidak dapat dipisahkan dengan kompetensi inti 3 (KI 3), yakni pengetahuan. Artinya kompetensi pengetahuan itu menunjukkan peserta didik tahu tentang keilmuan tertentu dan kompetensi keterampilan ini menunjukkan peserta didik bisa (mampu) tentang keilmuan tertentu tersebut. Dalam peenilaian keterampilan peserta didik dituntut untuk dapat mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu dalam sebuah materi pembelajaran yang sudah diajarkan terlebih dahulu. Penilaian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah pengetahuan yang merupakan amanah KD pada KI-3 sudah dikuasai peserta didik dapat digunakan untuk mengenal dan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sesungguhnya (real life). Selayaknya penilaian kognitif dalam penilaian aspek psikomotorik juga memiliki kriteria ketuntasan minimal yang dibuat sesuai dengan Kompetensi Dasar yang ada yang dikembangkan terus menerus sesuan kemampuan ketrampilan yang dimiliki oleh peserta didik.

Ada berbagai teknik yang kiranya dapat dilakukan pendidik dalam upaya melakukan penilaian pada aspek psikomotorik peserta didik, beberapa teknik tersebut diantaranya penilaian kinerja, proyek, dan portofolio. Tujuan dari penilaian kinerja adalah untuk mengukur capaian pembelajaran berupa keterampilan proses dan/atau hasil (produk). Penilaian ini menekankan pada kualitas proses mengerjakan atau melakukan suatu tugas atau kulaitas produknya atau kedua-duanya. Beberapa contoh penilaian kinerja pada peserta didik seperti : praktikum di laboratorium, praktik ibadah, praktik olahraga, presentasi, bermain peran, memainkan alat musik, bernyanyi, dan membaca puisi. Sementara itu penilaian proyek bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam mengaplikasikan pengetahuannya melalui penyelesaian suatu tugas dalam periode atau waktu tertentu. Penilaian proyek dapat dilakukan untuk mengukur satu atau beberapa KD dalam satu atau beberapa mata pelajaran.Tugas tersebut berupa rangkaian kegiatan mulai dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian data, pengolahan dan penyajian data, serta pelaporan. Adapun aspek yang dinilai diantaranya meliputi: kemampuan (1) pengelolaan, (2) relevansi, dan (3) keaslian. Selain itu penilaian proyek umumnya menggunakan metode belajar pemecahan masalah sebagai langkah awal dalam pengumpulan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktifitas secara nyata.

Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan berdasarkan kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu periode tertentu. Sampel karya siswa terbaik dari KD pada KI-4 digunakan untuk mendeskripsikan capaian kompetensi keterampilan dalam satu semester. Portofolio dapat disimpan dalam bentuk cetakan atau elektronik. Pada akhir semester kumpulan sampel karya tersebut digunakan sebagai bagian bahan untuk mendeskripsikan pencapaian keterampilan secara deskriptif. Portofolio keterampilan tidak diskor lagi dengan angka. Portofolio peserta didik dapat disimpan dalam suatu folder dan diberi tanggal pembuatannya, sehingga perkembangan kualitasnya dapat dilihat dari waktu ke waktu. Hasil dari penilaian portofolio bersama dengan penilaian lainnya dipertimbangkan untuk pengisian rapor/laporan penilaian kompetensi peserta didik. Portofolio merupakan bagian dari penilaian autentik, yang secara langsung dapat merepresentasikan sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik. selain itu Pendidik dapat memanfaatkan portofolio sebagai media dalam rangka mendorong peserta didik mencapai sukses dan membangun kebanggaan terhadap dirinya sendiri. Secara tidak langsung hal ini berdampak pada peningkatan upaya peserta didik untuk mencapai tujuan individualnya. Di samping itu pendidik merasa lebih mantap dalam mengambil keputusan penilaian karena didukung oleh bukti-bukti autentik yang telah dicapai dan dikumpulkan peserta didik. Pada akhirnya sebagai pesndidik kita harus menyadari bahwa Penilaian bukan sekadar untuk mengetahui pencapaian hasil belajar peserta didik. Penilaian juga dapat meningkatkan kemampuan peserta didik dalam proses belajar. Selama ini, seringkali penilaian cenderung dilakukan hanya untuk mengukur hasil belajar peserta didik, sehingga penilaian diposisikan seolah-olah sebagai kegiatan yang terpisah dari proses pembelajaran. Padahal Penilaian seharusnya dilaksanakan melalui tiga pendekatan, yaitu assessment of learning (penilaian akhir pembelajaran), assessment for learning (penilaian untuk pembelajaran), dan assessment as learning (penilaian sebagai pembelajaran). Saya berharap kedepannya upaya penilaian yang dilakukan akan senatiasa memperhatikan hal – hal tersebut, dan semoga semua upaya yang kita lakukan berdampak positif bagi perkembangan peserta didik kita semua.


GAMBARAN UMUM PENILAIAN DIMENSI KOGNITIF


 penilaian kognitif adalah upaya yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur kemampuan kognitif (pengetahuan) peserta didik dan kecakapan berpikir dari tingkat rendah hingga tingkat tinggi. selain digunakan untuk mengetahui apakah peserta didik telah mencapai ketuntasan belajar, penilaian kognitif juga sering digunakan untuk mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan penguasaan pengetahuan peserta didik dalam proses pembelajaran (diagnostic). Oleh karena itu, guru harus melakukan tindak lanjut semisal pemberian umpan balik (feedback) kepada peserta didik, sehingga hasil penilaian dapat segera digunakan untuk perbaikan mutu pembelajaran kedepan. Penilaian ini berkaitan dengan ketercapaian KD pada KI-3 yang dituangkan dalam bentuk Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK). Penilaian pengetahuan dilakukan dengan berbagai teknik penilaian baik yang bersifat tes maupun non tes. Pada aplikasinya pendidik menetapkan teknik penilaian sesuai dengan karakteristik kompetensi yang akan dinilai dengan IPK sebagai penjabarannya. Penilaian ini harus dimulai dengan membuat perencanaan pada saat menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan mengacu pada silabus. Sehingga pada saat proses pembelajaran berlangsung peserta akan dipersiapkan untuk menghadapi penilaian kognitif nantinya. Berbagai teknik penilaian pengetahuan dapat digunakan sesuai dengan karakteristik masing masing KD. Teknik yang biasa digunakan adalah tes tertulis, tes lisan, dan penugasan. Pertama Tes tertulis merupakan tes dimana soal dan jawaban yang diberikan kepada peserta didik dalam bentuk tulisan. Tes tertulis menuntut jawaban dari peserta tes yang dapat dijadikan sebagai representasi dari kemampuan yang dimiliki. Instrumen tes tertulis dapat berupa soal pilihan ganda, isian, jawaban singkat, benar-salah, menjodohkan, dan uraian. 

Tes tertulis harus dikembangankan meluputi berbagai aspek diantaranya tujuan tes, yaitu untuk seleksi, penempatan, diagnostik, formatif, atau sumatif. Aspek selanjutnya yang tidak kalah penting yang harus diupayakan pengembanganny adalah penyusun kisi-kisi, yaitu spesifikasi yang digunakan sebagai acuan menulis soal. Kisi-kisi memuat ruang lingkup tentang kriteria soal yang akan ditulis, meliputi KD yang akan diukur, materi, indikator soal, level kognitif, bentuk soal, dan nomor soal. Dengan adanya kisi-kisi, penulisan soal lebih terarah sesuai dengan tujuan tes dan proporsi soal per KD atau materi yang hendak diukur lebih tepat. Terakhir dalam pelaksanaan analisis kualitatif (telaah soal) harus dilaksanakan sebelum soal gunakan untuk penilaian kepada peserta didik, adapun analisis soal yang dilakukan adalah tentang validitas meliputi substansi (materi), konstruksi, dan bahasa. Setidaknya dalam melakukan tes terdapat dua bentuk tes yakni tes objektif dan tes subjektif,  Tes objektif adalah seperangkat tes atau alat ukur yang setiap butirnya menuntut jawaban memilih, yang terdiri dari butir tes bentuk jawaban singkat, benar-salah, menjodohkan, dan pilihan ganda dalam berbagai variasi. Tes pilihan ganda adalah seperangkat tes yang setiap butirnya menyediakan pilihan jawaban dan salah satu opsinya merupakan jawaban yang benar, sedangkan opsi lainnya berfungsi sebagai distraktor atau pengecoh. Sedangkan tes dalam bentuk subjektif adalah salah satu bentuk tes tertulis, yang susunanya terdiri atas item-item pertanyaan yang masing-masing mengandung permasalahan dan menuntut jawaban siswa melalui uraian-uraian kata yang merefleksikan kemampuan berfikir siswa. 

Tes tulis dalam bentuk uraian atau esai sejatinya menuntut peserta didik untuk mengorganisasikan dan menuliskan jawaban dengan kalimatnya sendiri. Artinya jawaban dari sebuah tes uraian merupakan buah dari hasil berfikir peserta didik yang artinya jawaban dari tes uraian tersebut tidak bersifat statis namun bisa berkembang sesuai alur pemikiran peserta didik. Penilaian sebaiknya lebih banyak menilai keterampilan berpikir tingkat tinggi/high orderthinking skills (HOTS) yaitu bentuk soal yang memiliki tingkatan berpikir menganalisis, mengevaluasi, sampai ke mencipta. Untuk melatih HOTS sebaiknya penilaian lebih banyak diberikan dalam bentuk uraian. selain tes tertulis ada pula tes tidak tertulis semisal tes lisan, tes lisan sendiri adalah suatu bentuk tes yang menuntut respon dari peserta didik dalam bentuk bahasa lisan. Peserta didik akan mengucapkan jawaban dengan kata-kata sendiri sesuai dengan pertanyaan ataupun perintah yang diberikan. Selain tes lisan dalam penilaian kognitif juga sering dilakukan penilaian dengan menggunakan penugasan berupa pekerjaan rumah atau projek, secara individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik tugas. Penilaian ini bertujuan untuk pendalaman terhadap penguasaan kompetensi pengetahuan yang telah dipelajari atau dikuasai di kelas melalui proses pembelajaran.

Penilaian pengetahuan memiliki peranan sangat vital dalam menentukan sejauhmana kemampuan kognitif peserta didik,  dan keberhasilan proses pembelajaran oleh karenanya setiap instrument dalam penilaian ini harus dibuat dengan kajian mendalam, dengan tindak lanjut terhadap hasil yang didapatkan, semoga upaya yang kita lakukan ini senantiasa berdampak maksimal dalam perkembangan kognitif peserta didik. 


GAMBARAN UMU PENILAIAN SIKAP PESERTA DIDIK

 


Dewasa ini banyak kesan yang ditimbulkan dari perilaku peserta didik, mulai dari yang positif hingga yang negative, Tawuran antar pelajar misalnya, masih kerap ditemukan di beberapa daerah. Hal tersebut menyebabkan beragam dampak termasuk adanya korban di antara para pelaku tawuran itu sendiri. Umumnya tawuran antar pelajar yang terjadi di sebuah daerah tersebut adalah tradisi turun temurun. Masalah ini sering dikaitkan dengan perilaku negatif/menyimpang dan bahkan sering dikaitkan dengan pelanggaran hukum yang berujung pada tindak pidana. Kasus-kasus tersebut seringnya terjadi di kota besar. Maraknya tawuran dari tahun ke tahun selalu membawa korban mulai dari luka ringan hingga sampai harus dirawat di rumah sakit sampai ada beberapa yang harus menghembuskan napas terakhir. Banyak yang mengaitkan munculnya perilaku negative peserta didik ini akibat dari proses pembelajaran yang hanya menekankan pada ranah kognitif dan psikomotorik dan melupakan ranah afektif. Berubahnya kurikulum dari KTSP menjadi kurikulum 2013 menjadi pintu masuk bagi solusi menghadapi itu semua, kurikulum 2013 menawarkan penilaian sikap sebagai solusi menghadapi dampak perilaku negative yang muncul pada peserta didik dewasa ini.

Penilaian sikap  merupakan salah satu penilaian yang harus dilakukan dalam kurikulum 2013, disamping ada penilaian pengetahuan dan keterampilan. Penilaian sikap sangat perlu dilakukan oleh pendidik, karena sikap seseorang merupakan hal dasar yang harus dibentuk sejak dini. Sikap seseorang berpengaruh besar terhadap keberhasilan kehidupannya. Penilaian sikap mengharuskan guru untuk selalu memantau peserta didik dalam bersikap, baik sikap spiritual maupun sikap sosial. 

Dengan pemantauan dan pembinaan secara terus-menerus diharapkan peserta didik menjadi terbiasa untuk bersikap positif, dan akhirnya menjadi budaya yang melekat di dalam dirinya. Karena mereka yang akan menggantikan kita dan para pemimpin di negeri ini, pada masa yang akan datang. Sehingga diharapkan para pemimpin dan generasi mendatang menjadi generasi emas, yang membawa Indonesia menjadi negara yang bermartabat. Oleh karena itu, guru harus melaksanankan penilaian sikap, baik dengan cara observasi langsung selama pembelajaran, dengan cara penilaian diri, penilaian antaspeserta didik, dan jurnal. Penilaian sikap dengan observasi, dilaksanakan oleh guru pada setiap pembelajaran berlangsung, sesuai dengan Kompetensi Dasar sikap pada  KI 1  sikap spiritual, dan KI 2 sikap sosial yang relevan dengan Kompetensi Dasar pembelajaran KI 3 dan KI 4. Untuk penilaian sikap spiritual dapat dilakukan pada saat berdoa awal pembelajaran dan berdoa saat pembelajaran selesai. Penilaian sikap sosial dapat dilakukan selama proses pembelajaran, misalnya menilai sikap tanggung jawab, jujur, disiplin, percaya diri, peduli, dan santun. Perlu diketahui juga bahwa penilaian sikap meliputi aspek menerima atau memerhatikan (receiving atau attending), merespons atau menanggapi (responding), menilai atau menghargai (valuing), mengorganisasi atau mengelola (organization), dan berkarakter (characterization). Pada kurikulum 2013 mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan disusun secara kompleks dan komprehensif sejalan dengan tuntutan Kompetensi inti 1 dan 2. 

Ada beragam teknik dan keterampilan dalam melaksanakan penilaian sikap diantaranya adalah dengan melakukan observasi Observasi merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan dengan menggunakan indera, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan instrumen  yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati. Observasi langsung dilaksanakan oleh guru secara langsung tanpa perantara orang lain. Sedangkan observasi tidak langsung dengan bantuan orang lain, seperti guru lain, orang tua, peserta didik, dan karyawan sekolah. Selain observasi dalam melakukan penilaian sikap juga bisa dilakukan dengan cara penilaian diri sendiri, penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian diri menggunakan daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang disertai rubrik. Selain itu kita juga bisa menggunakan penilaian antar teman, Penilaian antar teman (PAT) didik merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk saling menilai terkait dengan pencapaian kompetensi. 

Instrumen yang digunakan untuk penilaian antarpeserta didik adalah daftar cek dan skala penilaian (rating scale) dengan teknik sosiometri berbasis kelas. Guru dapat menggunakan salah satu dari keduanya atau menggunakan dua-duanya yang terakhi adalah melakukan penilaian dengan menggunakan jurnal, Jurnal merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik yang berkaitan dengan sikap dan perilaku. Bagi saya semakin banyak dan dilakukan secara real time proses penilaian khususnya sikap akan berdampak pada perubahan secara drastis, maksudnya mau tidak mau suka atau tidak suka siswa akan merasa terus diawasi secara langsung oleh guru dan orang tua yang dapat secara tiba – tiba melakukan penilaian dan melakukan pembinaan secara berkala sehingga peserta didik dipaksa untuk senantiasa bersikap positif dalam segala aspek kehidupannya. Kita semua berharap dari penilaian ini kesan negative yang ditimbulkan dari problematika sikap peserta didik dewasa ini kian hari akan semakin menghilang diganti dengan kesan positif.


Kamis, 15 Juli 2021

GAMBARAN UMUM PENYUSUNAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)


Pendidik mana yang tidak sumringah jika aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran meningkat, kemudian peserta didik akan terbantu dalam mengembangkan konsep pembelajaran serta akan dilatih menemukan pengetahuan dan keterampilan dalam sebuah pembelajaran. Semuanya bisa kita dapatkan dengan cara membuat dan mengembangkan LKPD apa itu LKPD? LKPD adalah singkatan dari Lembar Kerja Peserta Didik. Secara garis besar LKPD berisi tentang lembaran – lembaran atau petunjuk dan langkah yang disediakan guru untuk peserta didik baik secara berkelompok maupun personal. Dengan Menyusun LKPD diharapkan akan memudahkan aktivitas pendidik dan peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar. Peserta didik akan lebih mandiri dalam melaksanakan proses pembelajaran, peserta didik akan berusaha mencari tahu jawaban dari pertanyaan yang tersusun dalam LKPD yang merupakan inti dari materi pembeahasan. Artinya pertanyaan atau langkah langkah serta petunjuk yang terdapat dalam LKPD dibuat untuk mengarahkan siswa menemukan sendiri intisari dari pokok pembelajaran saat itu.

LKPD sendiri disusun dengan rancangan yang dapat dikembangkan sesuai situasi dan kondisi kegiatan pembelajaran nantinya. Guru sendiri harus memahami situasi dan kondisi yang dimaksud, baik di kelas maupun lingkungan belajar peserta didiknya. Berdasarkan literature yang telah dibaca LKPD dapat berupa panduan untuk mengembangkan aspek kognitif maupun pengembangan panduan pembelajaran pada aspek eksperimen dan demonstrasi. Menurut (Prastowo, 2011, hal. 24) jika dilihat dari segi tujuan disusunnya LKPD, maka LKPD dapat dibagi menjadi lima macam bentuk yaitu: 1) LKPD yang membantu peserta didik menemukan suatu konsep; 2) LKPD yang membantu peserta didik menerapkan dan mengintegrasikan berbagai konsep yang telah ditemukan; 3) LKPD yang berfungsi sebagai penuntun belajar; 4) LKPD yang berfungsi sebagai penguatan; 5) LKPD yang berfungsi sebagai petunjuk praktikum. 

Dalam melakukan penyusunan LKPD selayaknya kita menggunakan pendekatan scientific karena melibatkan pengembangan pola berfikir, mengolah logika pada suatu lingkungan belajar yang sengaja diciptakan oleh guru dengan berbagai metode agar program belajar akan tumbuh dan berkembang secara optimal sehingga dapat melakukan kegiatan belajar secara efektif dan efisien Pendekatan scientific atau lebih umum dikatakan pendekatan ilmiah menjadi keniscayaan dalam kurikulum 2013. Langkah pembelajaran scientific yang mencakup lima langkah utama yaitu mengamati, menanya, menalar, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan dikenal 5M. Dengan demikian diperlukan LKPD dalam pembelajaran melalui pendekatan scientific agar mampu mamfasilitasi kreativitas siswa untuk menemukan suatu konsep dan mengembangkan berbagai ketrampilan ilmunya sehingga mengatasi hambatan belajar siswa

Berdasarkan penjelasan modul yang telah dibaca sebelumnya Komponen yang harus dipersiapkan pendidik dalam membuat LKPD yaitu berupa: 1) Lembar Kerja (Nama Siswa, Kelas, Tema, Tujuan Pembelajaran dan Langkah-Langkah Kegiatan); 2) Lembar Jawaban; dan 3) Penilaian. Dari ketiga komponen diatas, hanya LKPD yang diserahkan pada peserta didik, sementara lembar jawaban dan penilaian disimpan oleh guru. Lembar jawaban menjadi patokan guru untuk menilai walaupun dikemudian akan menjadi relative atau berkembang. Sementara penilaian merupakan lembaran yang diisi guru. Secara specific Langkah-langkah persiapan LKPD dijelaskan dalam Depdiknas (2008b: 23-24) dalam Nurhaidah (2014: 29) sebagai berikut: 1. Analisis kurikulum. Analisis ini dilakukan dengan memperhatikan materi pokok,pengalaman belajar peserta didik, dan kompetensi belajar peserta didik. 2. Menyusun peta kebutuhan LKPD. 3. Menentukan judul-judul LKPD sesuai HK, materi pokok dan pengalaman belajar. 4. Penulisan LKPD dengan langkah 1) perumusan KD yang harus dikuasai, 2) menentukan alat penilaian, 3) penyusunan materi dari berbagai sumber, 4) memperhatikan struktur LKPD, yang meliputi: (a) judul, (b) petunjuk belajar, (c) kompetensi yang dicapai, (d) informasi pendukung, (e) tugas dan langkah-langkah kerja, dan (f) penilaian. Yang paling penting saat ini LKPD yang dibuat guru haruslah semenaraik mungkin dan bersifat interaktif sehingga minat siswa untuk mengerjakannya akan semakin tinggi, apalagi disaat pandemic seperti ini kemampuan guru untuk mengintegrasikan LKPD pada platform digital sehingga dapat menjawab tantangan pandemic seperti saat ini.

 

GAMBARAN UMUM MODEL PEMBELAJARAN

 




Model pembelajaran adalah kerangka kerja dengan gambaran umum yang sistematis untuk melaksanakan pembelajaran guna mencapai keberhasilan peserta didik dalam belajar. Artinya dapat dipahami bahwa model pembelajaran masih bersifat sangat umum kemudian mengerucut pada satu tujuan khusus, hal inilah yang menjadikan model pembelajaran berbeda dengan metode/strategi dalam pembelajaran sebab baik metode maupun strategi memuat langkah – langkah yang lebih spesifik dengan pendekatan yang jauh lebih luas lagi. Berdasarkan Permendikbud No. 103 Tahun 2014) Kurikulum 2013 menggunakan 3 (tiga) model pembelajaran utama  yang bertujuan agar mampu membentuk perilaku saintifik, perilaku sosial serta mengembangkan rasa keingintahuan. Ketiga model tersebut adalah: model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning), model Pembelajaran Berbasis Projek (Project Based Learning), dan model Pembelajaran Melalui Penyingkapan/Penemuan (Discovery/Inquiry Learning). Disamping model pembelajaran di atas dapat juga dikembangkan model pembelajaran Production Based Education/Production Based Trainning (PBE/PBT).

Secara garis besar model pembelajaran harus memiliki setidaknya 4 karakteristik atau ciri khusus yakni, pertama model pembelajaran dibuat dari hasil pemikiran yang rasional,logis, dan teoritis, kedua model pembelajaran dibuat dengan maksud dan tujuan tertentu maksudnya landasan berpikir dari sebuah model pembelajaran haruslah berdasar pada apa dan bagaimana peserta didik akan belajar nantinya, ketiga model pembelajaran haruslah memiliki langkah langkah yang berbeda dari model pembalajaran lainnya namun memiliki tujuan yang sama yakni mengarahkan peserta didik pada tujuan pembelajaran, terakhir model pembelajaran harus memperhatikan lingkungan belajar/ ekosistem pembelajaran sehingga proses pembelajaran akan lebih kondusif sehingga tujuan pembelajaran bisa dicapai.

Sebagai pendidik, pembelajaran yang kita laksanakan diharapkan mampu menunjang peserta didik dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran, oleh karenanya kita berhak memilih model pembelajaran yang kiranya sesuai dengan isi pengetahuan dan dimensi pengetahuan disamping itu karena setiap model pembelajaran memiliki fase tertentu maka kita harus lebih hati hati dan teliti dalam menetapkan atau menggunakan model pembelajaran saat proses belajar mengajar. Maksudnya kita perlu melihat kecendrungan isi pengetahuan dan dimensi pengetahuan apakh cenderung pada pembelajaran melalui penyingkapan/penemuan (Discovery/Inquiry Learning), atau model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning), dan atau model pembelajaran berbasis projek (Project Based Learning).

Adapun tanda – tanda kecendrungan tadi dapat dilihat contoh dibawah ini, penentuan model pembelajaran penyingkapan/penemuan (Discovery/Inquiry Learning):

a) Pernyataan KD di KI-3 dan KD di KI-4 mengarah kepencarian atau penemuan;

b) Pernyataan KD di KI-3 lebih menitikberatkan pada pemahaman pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan dimungkinkan sampai metakognitif;

c) Pernyataan KD di KI-4 pada taksonomi mengolah dan menalar.

penentuan model pembelajaran penyingkapan/penemuan (Discovery/Inquiry Learning): 

a) Pernyataan KD dari KI-3 dan KD di KI-4 mengarah pada hasil karya berbentuk jasa atau produk;

b) Pernyataan KD di KI-3 pada bentuk pengetahuan metakognitif;

c) Pernyataan KD di KI-4 pada taksonomi menyaji dan mencipta, dan

d) Pernyataan KD di KI-3 dan KD di KI-4 yang memerlukan persyaratan penguasaan pengetahuan konseptual dan prosedural.

Masing-masing model pembelajaran tersebut memiliki urutan langkah kerja (syntax) tersendiri, yang dapat diuraikan sebagai berikut.

a. Model Pembelajaran Melalui Penyingkapan/Penemuan (Discovery/ Inquiry Learning)

1) Fase model Discovery Learning

Pemberian rangsangan (Stimulation);

Pernyataan/Identifikasi masalah (Problem Statement);

Pengumpulan data (Data Collection);

Pembuktian (Data processing danVerification), dan

Menarik simpulan/generalisasi (Generalization).


2) Fase model Inquiry Learning Terbimbing

Orientasi masalah; 

Pengumpulan data dan verifikasi; 

Pengumpulan data melalui eksperimen; 

Pengorganisasian dan formulasi eksplanasi, dan

Analisis proses inkuiri.

 

b. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning/ PBL)

Fase model Problem Based Learning dari Bransford and Stein (dalam Jamie Kirkley, 2003:3) terdiri atas: Mengidentifikasi masalah; Menetapkan masalah melalui berpikir tentang masalah dan menyeleksi informasi-informasi yang relevan; Mengembangkan solusi melalui pengidentifikasian alternatif-alternatif, tukar-pikiran dan mengecek perbedaan pandang; Melakukan tindakan strategis, dan Melihat ulang dan mengevaluasi pengaruh-pengaruh dari solusi yang dilakukan. 

Sedangkan fase model Problem Solving Learning Jenis Trouble Shooting (David H. Jonassen, 2011:93) terdiri atas: Merumuskan uraian masalah; Mengembangkan kemungkinan penyebab; Mengetes penyebab atau proses diagnosis, dan Mengevaluasi.


c. Model Pembelajaran Berbasis Projek (Project Based Learning)/PJBL

Fase model pembelajaran Project Based Learning, meliputi: Penentuan pertanyaan mendasar (Start with the Essential Question); Mendesain perencanaan proyek; Menyusun jadwal (Create a Schedule); Memonitor peserta didik dan kemajuan proyek (Monitor the Students and the Progress of the Project); Menguji hasil (Assess the Outcome), dan Mengevaluasi pengalaman (Evaluate the Experience).

Dalam kurikulum 2013 model pembelajaran apapun yang digunakan harus di integrasikan atau disingkronisasikan dengan proses berpikir ilmiah peserta didik, sebab dalam pandangan kurikulum 2013 peserta didik diwajibkan melaksanakan proses pembelajaran dengan proses pemikiran yang ilmiah, diantaranya yakni, mengamati,menanya,mengumpulkan data, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan. Langkah sinkronisasi proses berpikir ilmiah (saintifik) dengan model pembelajaran yang dipilih atas dasar hasil analisis, dapat menggunakan matrik perancah sebagai pertolongan sebelum dituliskan menjadi kegiatan inti pada RPP. Pemaduan atau pensinkronan antara langkah-langkah proses berpikir ilmiah (saintifik) dan fase (tahapan/langkah kerja) model pembelajaran diharapkan bias membawa peserta didik pada pembelajaran yang lebih komprehensif yang bermuara pada tercapainya tujuan pembelajaran. 


Rabu, 14 Juli 2021

GAMBARAN UMUM PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN


        

   Secara bahasa media didefinisikan dengan beberapa kata dalam berbagai bahasa yang memiliki arti yang sama yakni ditengah  oleh karenanya secara istilah media pembelajaran diartikan sebagai penghhubung yang dapat menyampaikan atau menyalurkan pesan dari sumber secara terencana, sistematis sehingga mampu menciptakan kodisi belajar yang kondusif sehingga membuat peserta didik dapat melaksanakan proses pembelajaran dengan efektif dan efisien. Pada intinya proses pembelajaran tidak berbeda dengan proses komunikasi, guru bertindak sebagai pembawa pesan dan menyampaikannya kepada peserta didik baik secara lisan maupun tulisan yang didalamnya berisi materi pokok ajaran dalam bentuk tertentu.  Selain sebagai penghubung dalam proses pembelajaran, media pembelajaran memiliki peran lain yakni, sebagai alat bantu yang efektif. Proses pembelajaran memiliki unsur tujuan, bahan, metode, dan alat, serta evaluasi. Keempat unsur itu saling menunjang antara satu dengan lainnya. Metode dan media merupakan unsur yang tidak dapat dipisahkan dari unsur pembelajaran yang lain. Metode dan alat atau media pembelajaran berfungsi untuk menyampaikan materi pelajaran agar sampai kepada tujuan.

Artinya media pembelajaran memiliki peran yang sangan penting dalam proses pembelajaran, semakin sempurna sebuah metode pembelajaran semakin tinggi pula kebutuhan akan media pembelajaran untuk menunjang keefektifan dan efisiensi aplikasi metode pembelajaran selama proses belajar mengajar. Sehingga tidak heran kalau beberapa orang sering mensetarakan urgenitas antara media dan metode pembelajaran sebab keduanya harus bisa berintegrasi guna menciptaka pembelajaran yang optimal efektif dan efisien. Oleh karenanya perlu kita mengetahui kedudukan dan fungsi media pembelajaran sebagai berikut:

1. Fungsu media Pembelajaran sebagai sumber belajar

Media memiliki makna sebagai penyampai, penyalur atau penghubung sehingga media dianggap memiliki tugas utama sebagai sumber belajar disamping fungsi – fungsi yang lain.

2. Fungsi Semantik

Yakni kemampuan media dalam menambah perbendaharaan kata (simbol verbal) yang makna atau maksudnya benar-benar dipahami anak didik (tidak verbalistik).

3. Fungsi Manipulatif

media memiliki dua kemampuan, yakni mengatasi batas-batas ruang dan waktu dan mengatasi keterbatasan inderawi. Berangkat dari dua kemampuan ini sehingga media dianggap memiliki fungsi manipulative

4. Fungsi Psikologis

Fungsi atensi

Fungsi afektif

Fungsi kognitif

Fungsi imajinatif

Fungsi motivasi

5. Fungsi Sosio kultural

Media pembelajaran dapat memberikan pengalaman yang belum dimiliki oleh peserta didik, maksudnya peserta didik tentunya memiliki keterbatasan dalam pengalaman terkait suatu pembelajaran dengan hadirnya media sekat – sekat keterbatasan itu tidak akan lagi menjadi penghalang

Beberapa pendapat mengatakan bahwa panca indra merupakan gerbang dari sebuah pengetahuan,  sebab dengan intensitas pengalaman yang didapati panca indra sehingga manusia bisa memperoleh suatu ilmu pengetahuan. Berangkat dari hal inilah maka media pembelajran dijeniskan berdasar pada kualifikasi panca indra yang dimiliki oleh manusia. Sebagai contoh sebuah media pembelajaran yang melibatkan indra pendengaran maka kita sebut sebagai media pembelajaran Audio, yang melibatkan penglihatan kita sebut Visual, maka yang melibatkan keduanya sering kita sebut dengan istilah Audio Visual dan jika suatu media melibatkan banyak panca indra maka sering kita sebut dengan istilah Muti Media.

Seiring meningkatnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang pada dasarnya dapat memudahkan kehidupan manusia dalam segala aspek. Termasuk mempermudah proses belajar mengajar disekolah, kaitannya dengan media pembelajaran telah terdapat media pembelajaran dengan Kecepatan Informasi, di mana peristiwa atau kejadian di lapangan bisa langsung diupload dalam hitungan detik atau menit tidak seperti media cetak, kemudian Dapat Berinteraksi Dengan Audiens (fungsi interaktif) karena mempunyai fitur email, chat, survey, kolom komentar, dan lain-lain, yang berfungsi sebagai cara berinteraksi dengan audiens; media ini dikenal dengan istilah Media Pembelajaran Online. Media ini merupakan media yang paling mutakhir dewasa ini sebab apa saja bisa kita terapkan dalam media ini tergantung kebutuhan dan kemampuan kita dalam mengoperasikannya. Namun dalam melakukan pemilihan media pembelajaran ada hal hal yang perlu kita perhatikan, yakni Kompetensi Dasar dari sebuah pembelajran, Karakteristik dan kesesuaian Materi Pembelajaran dengan media, kemudian familiaritas guru dan siswa terhadap media pembelajaran. Dengan mempertimbangkan beberapa hal diatas diharapkan pembelajaran dapat dilakukan secara optimal dan memiliki hasil yang maksimanl juga.

Latar Belakang Kewajiban Zakat Fitrah dalam Bentuk Makanan Pokok

  Zakat fitrah, atau zakat al-fitr, adalah salah satu dari kewajiban yang ditetapkan dalam Islam bagi setiap Muslim menjelang akhir bulan Ra...