Sabtu, 28 Desember 2013

Tujuan dan Prinsip Belajar

Dalam keseluruhan kegiatan yang dilakukan di sekolah belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. ini berarti berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung bagaimana proses belajar yang dialami oleh peserta didik. menurut pengertian secara psikologis belajara merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan interaksi tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan sekitarnya, dan perubahan - perubahan tersebut akan tampak nyata dalam tingkah laku kesehariannya, dan dengan kata lain jika seorang peserta didik tidak mengalami perubahan yang bersifat tetap dan kontinu dalam tingkah laku kesehariannya terhadap lingkungan sekitar maka proses belajarnya bisa dikatakan gagal. dari sini kita bisa melihat bahwa tujuan dari proses pendidikan yang kemudian belajar sebagai proses pencapaian tujuan pendidikan bukanlah pada seberapa baik anda memperoleh nilai yang dikonfersi ke dalam angka - angka dalam laporan pendidikan, akan tetapi sejauhmana anda bisa memanfaatkan apa yang telah didapatkan sebelumnya baik itu dalam sekolah ataupun di lingkungan sekitar. beberapa penilaian seringkali bersifat subjektif, akan tetapi perubahan yang nampak pada diri anda sebagai hasil dari proses belajar adalah hal yang objektif, sejauhmana kemampuan anda akan tergambar pada tingkah laku keseharian anda dan anda bisa menilainya dengan begitu objektif.
dalam kaitannya dengan hal itu semestinya keseluruhan proses pembelajaran beserta evaluasi dari sistem pendidikan di sekolah tidak hanya merujuk pada banyaknya penghafalan sejumlah fakta di luar kepala, karena dengan demikian para peserta didik nantinya hanya akan mampu mengatakan sejumlah fakta yang ia ketahui kemudian tidak terampil di beberapa bidang dan perubahan yang terjadi hanyalah berupa bertambahnya pengetahuan tentang fakta - fakta pengetahuan tanpa ada implikasi atau implementasi terhadap diri sendiri, perilaku dalam proses pembelajaran dan evaluasi lain juga sering menempatkannya dalam proses latihan, sehingga hasil - hasil belajar akan nampak pada keterampilan - keterampilan tertentu sebagai hasil latihan, perilaku seperti ini juga selayaknya dikritisi maksud saya adalah seorang yang trampil dalam bidang tertentu jga sebaiknya harus mengetahui dan menghafalkan fakta - fakta pengetahuan semisal sejarah dan lain sebagainya sehingga bisa menjadi dasar pegangan baginya untuk mengembangkan yang sudah diketahuinya. dengan demikian semestinya duspek perilaku dalam proses pembelajaran dapat di gabungkan sesuai dengan kebutuhan yang ingin dicapai.
untuk lebih memperjelas bagaimana semestinya belajar itu ada baiknya kita mengetahui prinsip - prinsip belajar, diantaranya :
A. berdasarkan prasyarat yang diperlukan untuk belajar
1. dalam setiap belajar seorang siswa harus diusahakan partisipasi aktif, meningkatkan minat dan membimbing untuk mencapai tujuan instruksional
2. belajar harus dapat menimbulkan reinforsmen dan motivasi yang kuat pada siswa untuk mencapai tujuan instruksional
3. belajar perlu lingkungan yang menantang dimana anak dapat mengembangkan kemampuannya bereksplorasi dan belajar denga efektif.
4. belajar perlu ada interaksi siswa dengan lingkungannya
B. Sesuai Hakikat Belajar
1. belajar adalah proses kontinyu, maka harus tahap demi tahap sesuai dengan perkembangannya
2. belajar adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi dan discovery.
3. belajar adalah proses kontinguitas atau berhubungan antar satu pengertian dengan pengertian yang lain sehingga mendapatkan pengertian yang diharapkan. stimulus yang di berikan mendapatkan response yang diinginkan
C. Sesuai Materi dan bahan yang Harus dipelajari
1. belajar harus bersifat keseluruhan dan sistematis
2. belajar harus dapat mengembangkan kemampuan individu sesuai dengan tujuan instruksional
D. Syarat keberhasilan Belajar
1. Belajar memerlukan sarana yang cukup agar siswa bisa belajar dengan tenang
2. perlu dilakukan evalusi berkali - kali dalam proses pembelajaran agar mendapatkan hasil yang memuaskan.
Dengan dilaksanakan proses belajar yang berkesesuaian dengan tujuan dan prinsip pembelajaran maka hasil belajar yang maksimal insyaallah bisa dicapai dengan sukses.
 

Tujuan Pendidikan

sejak usia dini hingga dewasa kita senantiasa diberi pendidikan baik itu oleh pendidik maupun guru, ini sejalan dengan hakikat pendidikan yakni Long life education  (pendidikan sepanjang hayat) pendidikan yang dimaksud tidak berhenti pada pendidikan umum seperti yang diajarkan disekolah, semisal ilmu pasti, ilmu sosial, ilmu alam dan lain sebagainya, pendidikan adalah upaya untuk mendewasakan manusia, dengan demikian berarti mata pelajaran yang perlu di berikan pada setiap manusia adalah cara atau proses bagaimana manusia itu mencapai kedewasaannya.
memang benar memiliki usia di atas tujuh belas atau dua puluh tahun adalah dewasa, namun dewasa dalam artian atau yang dimaksud dalam pengertian pendidikan adalah matang, matang tidak hanya dalam hal usia namun dalam aspek keseluruhan hidup manusia, semisal matang dalam ekonomi, sosial, budaya, dan lain sebagainya.
dan untuk mencapai tujuan tersebut seharusnya proses yang sebelumnya dienyam oleh peserta didik sesuai atau singkron dengan tujuan tersebut, jika tujuan pendidikan adalah mendewasakan peserta didik maka peserta didik haruslah diberikan proses pendidikan yang sesuai dengan itu, maksudnya salah satu indikator dari dewasanya seseorang berarti orang tersebut mampu mencukupi kebutuhan hidupnya sendiri, baik itu dilakukan dengan cara bekerja pada orang lain atau berdikari, yang jadi persoalan indonesia memiliki jumlah penduduk yang sangat banyak dan jika semua orang indonesia memaksakan untuk menjadi pekerja untuk orang lain maka peluang kerja setiap orang indonesia akan sangat tipi, misalnya saja fenomena PNS baru - baru ini, penerimaan pegawai negeri sipil tentu dibatasi dengan jumlah tertentu dan rakyat indonesia berjumlah lebih besar dari jumlah PNS yang akan di terima jadi wajarlah banyak masyarakat yang harus gugur dan tentunya akan menjadi pengangguran, dan sangat disayangkan pendidikan kita masih saja mengajarkan kita untuk tidak berdikari, dan banyak diantara proses pendidikan kita baik dalam dunia formal, informal, dan non formal, mengarahkan kita untuk menjadi pegawai atau bekerja untuk orang lain, indonesia dianugrahi banayk sumberdaya alam dan manusianya oleh tuhan yang maha kuasa, yang sampai saat ini belum bisa kita kelola dengan maksimal untuk itu proses pendidikan haruslah berkesesuaian dengan kearifan lokal sehingga potensi lokal dapat dimaksimalkan dan tujuan dari pendidikan bisa kita capai

Senin, 09 Desember 2013

Membuat peserta didik Kreatif

Tentu saja setiap pendidik mengharapkan peserta didiknya untuk lebih kreatif dalam belajar, kreatifitas ini akan menyebabkan peserta didik gemar untuk mencari tahu tentang hal – hal baru yang belum ia ketahui dan otomatis akan merangsang motifasinya untuk belajar. Berdasar pada pengamatan yang telah penulis lakukan sebelumnya, ada beberapa cara yang dilakukan untuk membangkitkan kreatifitas peserta didik untuk belajar bahasa arab, di antaranya :
1.      Biarkan siswa berusaha
Banyak guru sering mengindahkan point pertama ini, guru sering memberi contoh terlebih dahulu kepada peserta didik baru kemudian menugaskan, jika hal itu kita balik maka rasa ingin tahu akan muncul dari setiap peserta didik dengan sengaja atau sebaliknya.
2.      Ajak siswa menjadi guru bagi temannya
Dalam sebuah Model pembelajaran ada istilah tutor sebaya, dengan melakukan hal ini siswa akan senantiasa berfikir dan terus berfikir karena ia akan mengupayakan teman sejawatnya bisa mengerti dengan yang di jelaskan oleh guru sebelumnya.
3.      Latih siswa untuk berpendapat dengan jelas
Dengan kebiasaan mengajukan pendapat peserta didik akan lebih percaya diri dengan apa yang ia yakini, kadang - kadang ketidak percayaan diri dari peserta didik yang membuat ia di nilai kurang berprestasi dan tidak mampu mengimbangi perkembangan dari teman – temannya padahal ia hanya takut untuk mengungkapkan yang ia tahu di karenakan kuranngya percaya diri. Dengan berpendapat siswa juga akan terlatih untuk lebih rasioal dalam berpikir.
4.      Memberikan tugas yang mengekspresikan siswa
Ekspresi jiwa semisal drama puisisasi atau yang sejenisnya bisa melih anak untuk lebih kreatif dalam menggunakan dan menempatkan bahasa yang ia telah pelajari sebelumnya.
5.      Berikanlah tugas yang berkualitas
Tugas yang di berikan semestinya bisa meningkatkan daya ingin tahu siswa, dengan kata lain pelajaran atau pembahasan yang sebelumnya sudah di berikan tidak perlu lagi di berikan tugasnya tapi berikan tugas yang membuat siswa terangsang untuk mencari tahu hal yang belum ia ketahui.

Latar Belakang Kewajiban Zakat Fitrah dalam Bentuk Makanan Pokok

  Zakat fitrah, atau zakat al-fitr, adalah salah satu dari kewajiban yang ditetapkan dalam Islam bagi setiap Muslim menjelang akhir bulan Ra...